Islam memberikan perhatian khusus kepada masalah penamaan. Namun, bukan hanya sekedar harapan orang tua, bahkan merupakan sebuah pertanggungjawaban.
Menamai anak cara kita memberi citra awal tentang diri anak yang suatu saat kita berharap ia akan menjadi terjemahan bagi namanya. Nama juga merupakan cara anak memahami bagaimana orang lain atau lingkungan memahami dirinya. Jadi, nama sangat berpengaruh dalam pembentukan konsep diri anak. Nama yang buruk akan mudah merusak konsep diri anak. Begitu juga nama yang terlalu besar akan membebani anak secara psikologis terutama jika kemampuan bawaannya tidak sebesar obsesi orang tua yang tertanam dalam namanya.
Dalam pemberian nama anak apabila nama itu mengandung harapan, maka ia sekaligus mengandung arti doa bagi keburukan. Makna doa inilah yang mengharuskan kita berhati-hati dalam penamaan. Oleh karena itu, Islam menganjurkan kita menggunakan nama Allah dengan menambahkan Abdul sebagai penegasan atas penghambaan kita kepada-Nya. Islam juga menganjurkan nama para Nabi atau nama-nama yang mengandung arti kebaikan, harapan dan fitrah manusia. Disamping itu apabila kita mengacu pada nama orang besar kita harus benar-benar yakin bahwa tidak ada kesenjangan antara harapan yang kita titipkan lewat nama dengan kemampuan bawaan anak itu sendiri sehingga ia secara psikologis tidak terganggu.
Nice artikelnya :)
ReplyDeleteIya mba Alya, nice too udah mampir ke blog ane yang ini
ReplyDelete