Dolar semakin hari semakin naik saja bagaimana ini, dijamin kebutuhan pokok dan lainnya pasti terus merangkak, bagaimana dengan nasib para Guru Honorer yang honornya cuma 200-500 ribu perbulan, tentu mereka akan menangis.
Baca Juga: Dollar Naik Honorer Tambah Menderita.
Dan bagaimana dengan rakyat miskin, tentunya mereka akan merasakan dampak dari naiknya dollar ini. Kenapa Dollar terus naik?
Baca Juga: Dollar Naik Honorer Tambah Menderita.
Dan bagaimana dengan rakyat miskin, tentunya mereka akan merasakan dampak dari naiknya dollar ini. Kenapa Dollar terus naik?
Pertemuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) pada 16 - 17 September waktu AS menjadi fokus perhatian seluruh pelaku ekonomi dan keuangan dunia. Sebab, apapun hasil pertemuan ini, bakal berdampak luas pada perekonomian global.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Fauzi Ichsan mengatakan, pertemuan The Fed untuk menentukan suku bunga acuan itu memang selalu membuat panas dingin pelaku pasar.
"Ini kekhawatiran global, tidak hanya di Indonesia," ujarnya usai bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara kemarin (16/9).
Mantan ekonom senior Standard Chartered Bank itu menyebut, isu seputar pertemuan The Fed saja sudah bisa membuat nilai tukar mata uang bergejolak, apalagi di detik-detik pertemuan The Fed seperti saat ini.
Hal ini pula yang membuat rupiah terdepresiasi tajam dalam beberapa hari terakhir. "Jadi pelemahan saat ini bukan berarti ekonomi Indonesia mengkhawatirkan," katanya.
Data Jakarta Interbank Spot Dollar Offered Rate (Jisdor) yang dirilis Bank Indonesia (BI) kemarin menunjukkan, nilai tukar rupiah sudah menembus 14.442 per USD, melemah 71 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya yang di posisi 14.371 per USD.
Namun di pasar spot, rupiah sudah melemah lebih tajam mendekati level psikologis 14.500 per USD. Berdasar data Bloomberg, rupiah terus tertekan sepanjang sesi perdagangan. Dibuka pada level 14.406 per USD atau melemah 2 poin dibanding penutupan sehari sebelumnya, rupiah terus melemah hingga akhirnya ditutup di level 14.459 setelah sebelumnya menyentuh posisi terendah di 14.462. Pelemahan 50 poin atau 0,35 persen dalam satu hari tersebut merupakan yang paling tajam di antara 13 mata uang Asia Pasifik lainnya.
Beberapa mata uang yang juga tersungkur dihajar dolar AS kemarin adalah Baht Thailand yang melemah 0,23 persen, lalu Dolar Australia 0,20 persen, Rupee India 0,12 persen, serta Yen Jepang, Yuan Tiongkok dan dolar Hongkong yang melemah tipis.
Tapi, di tengah kuatnya tekanan dolar jelang pengumuman suku bunga The Fed, masih ada beberapa mata uang yang mampu bertahan bahkan menguat terhadap dolar AS. Misalnya, Ringgit Malaysia yang mencatat penguatan signifikan 1,48 persen, Won Korea 0,87 persen, serta Peso Filipina,
Dolar Singapura, Dolar Taiwan, dan Dolar New Zealand yang menguat tipis.
Gejolak pasar keuangan global juga kian menjadi-jadi seiring munculnya laporan terbaru Bank Dunia yang meminta negara-negara berkembang untuk bersiap-siap menghadapi turbulensi keuangan, jika The Fed benar-benar menaikkan suku bunga. Laporan itu juga menyebutkan potensi gangguan aliran investasi ke negara-negara berkembang karena tersedotnya modal ke AS. Dampak lain berupa pelemahan mata uang pun tak bisa dihindari.
Fauzi mengatakan, dampak kenaikan suku bunga The Fed memang akan signifikan. Namun, dia memprediksi jika The Fed kemungkinan masih akan menunda kenaikan suku bunga pada pertemuan kali ini. "Melihat data-data ekonomi AS saat ini, peluang The Fed untuk menunda kian besar," ucapnya.
Menurut Fauzi, data perekonomian AS seperti angka inflasi, pengangguran, dan ekspor AS yang sudah menunjukkan tertekan akibat menguat tajamnya dolar. Di samping itu, beberapa bank sentral seperti Bank Sentral Eropa, Jepang, dsn Tiongkok, kini justru mengambil posisi menurunkan suku bunga untuk mendorong ekonomi.
Karena itu, jika The Fed tetap menaikkan suku bunga, maka ekspor dan daya saing ekonomi AS akan tertekan. "Saya kira The Fed akan berpikir panjang untuk mengambil risiko itu," ujarnya.
Mudah-mudahan dollar tidak mencapai 20.000 per dollar nya. Amin
Sumber: jpnn.com
bisa-bisa Indonesia mengalami krismon lagi nih -_-
ReplyDeleteMudah-mudahan tidak nih
Deletebisa2 dan pasti indonesia akan lbh maju lg kedepanya dg adanyan problematik saat ini ...hehehe :)
DeleteKok maju maksudnya bagaimana
Deleteamin, bahaya kalo misalkan dollar naik terus dan mencapai 20.000, apa lagi seperti saya hanya kerja nya wiraswasta sama sampingan guru honorer,, jaman sekarang mah, yang susah makin susah, yang di atas makin seneng, kemarin saya nonton TV katanya anggaran tunjungan untuk para pejabat mau dinaikan 40% seiring dolar naik
ReplyDeletesaya juga masih honorer mba deva, nasib kita sama berarti ya mba
Deletekalo dollar naik kenapa kebutuhan pokok jadi pada naik ya mas?hampir semuanya pada naik.tau sendiri namanya kebutuhan pokok kalo sudah naik ga mungkin turun lagi..cape deh..
ReplyDeletenggak tahu juga ya gan, saya juga pusing kalau naik terus dolar ini, padahal mata uang kita kan rupiah ya
DeleteKalau sampai 15 ribu bisa lebih parah lagi ya
ReplyDeleteya mas, semua keb.pokok jelas ikut naik. pusing kita deh
Delete