Datang seorang laki-laki kepada Imam Abdullah Al Haddad meminta izin untuk membangun masjid. Imam Al-Hadad menjawab dengan tegas, "Jika niatmu membangun ikhlas karena Allah, aku tidak akan menghalangi. Namun jika tidak ikhlas, tidak usah membangun!" "Ya, nait saya sudah khlas." kata lelaki itu meyakinkan beliau. Imam Al Haddad lantas mengajukan pertanyaan menguji kadar keikhlasannya, "Pikirkanlah. Jika kamu membangun masjid dengan susah payah. Dana yang sudah banyak sudah banyak kamu keluarkan. Pada saat masjid sudah berdiri megah, namamu tidak disebut dalam daftar orang yang berjasa mendirikan masjid itu. Tetapi diatasnamakan orang lain, sehingga disebut ini adalah masjidnya si fulan. Apakah kamu bersedia?" Lelaki itu berpikir sejenak, kemudian berkata, "Saya tidak sanggup." "Kalau begitu gagalkanlah. Niatmu belum ikhlas." pungkas beliau.
Kisah ini bukan dimaksud untuk menggembosi anda untuk melakukan amal baik. Namun kiranya dapat menjadi renungan dan intropeksi diri, agar kita senantiasa mengedepankan keihlasan hati dalam beribadah dan berbuat baik kepada sesama. Agar amal yang kita lakukan tidak sia-sia.
Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk selalu IKHLAS.
Dikutip dari: Kitab Tatsbitul Fuad Karya Syaikh Ahmad bin Ahmad bin Abdil Karim Al Hasawi juz 1 hlm.45.
kalau niatnya sudah benar-benar IKHLAS pasti akan ada kemudahan dibalik itu semua :)
ReplyDeleteMemang susah belajar ikhlas ya mba Alya!
Delete