Zunairah adalah budak berlian yang cantik dan menjadi kesayangan majikannya, Abu Jahal. Ia bangga dengan budaknya ini karena setia penurut sekali. Namun, alangkah herannya Abu Jahal melihat perubahan sikap Zunairah akhir-akhir ini. Sangat sulit budak ini diajak bercanda dan seringkali menyendiri. Setelah di selidiki, betapa murkanya Abu Jahal. Ternyata, Zunairah telah menjadi pemeluk agama baru yang disebarkan oleh keponakannya sendiri, Muhammad.
"Kurang ajar!" teriak Abu Jahal dengan berang. "Ada apanya si gila itu, sampai budak cantik kesayanganku tergiur kepada ajarannya? Hai, seret Zunairah ke sini!" perintahnya kepada anak buahnya.
Setelah dihadapkan, mula-mula Zunairah ditawari kebebasan dan harta asalkan mau melepaskan agama barunya. Zunairah tidak terguncang hatinya. Abu Jahal amat marah. Darah panas naik ke jidatnya. Matanya merah dan mulutnya ternganga lebar. Diambilnya sebuah cambuk. Badan Zunairah yang putih bersih ditelanjangi lalu dicambuki dengan tak kenal kasihan. Segera tubuh perempuan itu berubah menjadi hitam dan berdarah-darah. Settelah pingsan, baru Zunairah digotong pergi.
Besoknya ditawari lagi tawaran itu. karena tidak mau berubah pendiriannya, kembali siksaan beruntun mendera perempuan yang kuat tauhidnya itu.
"Kembalilah kepada agama asli, agama nenek moyang!" Bentak Abu Jahal.
"Allahu Ahad" jawab Zunairah dalam kesakitannya.
"Hajar!" teriak Abu Jahal kepada algojonya. Berdesinglah bunyi cemeti memecah udara, namun namun budak itu hanya mengumam, "Allohu Ahad."
Beberapa hari kemudian, Abu Jahal mengundang pemuka-pemuka Quraisy dari golongan Musyrikin. Mereka berkumpul, kemudian Zunairah di campakkan di depan mereka. Dari atas kursi yang beralaskan kulit srigala, Abu Jahal bertanya garang kepada budak itu, "Hai, Zunairah, betul-betulkah kamu ikuti seruan Muhammad yang celaka itu?".
Zunairah mengangkat muka dengan lemah. Pandangannya masih tetap tajam, meskipun matanya sudah kuyu. Dari mulutnya yang koyak-koyak itu ia menjawab tegas. "Betul, aku tetap mengikuti Muhammad. Aku percaya kepada seruan kebenarannya, aku tunduk kepada pimpinannya".
Sambil mencemooh, Abu Jahal menengok kepada para pemuka Quraisy itu. "Hai, saudara-saudaraku penghulu-penghulu Quraisy. Apakah kalian percaya kepada Muhammad dan mematuhi ajaran-ajarannya?"
"Tidak, Tidak!" sahut mereka serempak.
Lalu persidangan itu bubar sementara Zunairah terus disiksa hingga diluar batas perikemanusiaan. Hebatnya siksaan itu menyebabkan saraf Zunairah rusak dan butalah kedua matanya.
Dalam keadaan demikian, Abu Jahal datang, lalu berkata, "Hai, itulah akibat kau dimurkai Lata dan Uzza."
"Dusta!" sangkal Zunairah. "Lata dan Uzza tidak bisa memberi melarat atau manfaat kepada manusia. Lata dan Uzza hanyalah berhala-berhala batu yang bisu dan mati."
"Setan, lancang benar mulutmu, Binal!" Maka ditamparnya muka Zunairah dengan beringas.
Dengan kehendak Allah, siksaan yang makin kejam itu membuat saraf yang tadinya terputus itu tersambung kembali sehingga dengan mendadak dia bisa melihat lagi. Perempuan itu dengan bahagia mengucapkan syukur. Hal ini dilaporkan kepada algojo kepada Abu Jahal. Ia dan kawan-kawannya berkumpul. Mereka segera mendatangi tempat Zunairah. Ketika terbukti laporan itu benar, mereka serentak berteriak, "Muhammad mulai bersinar! Ini sihir Muhammad!"
Siksaan pun makin dihujamkan dengan ganas kepada diri perempuan yang tidak berdosa itu. Hal ini akhirnya sampai ke telinga Abu Bakar. Ia cepat membawa sekantung uang, lantas Zunairah ditebus dan dibebaskan. Barulah perempuan yang teguh itu mengecap kebahagiaan dan ketentraman.
0 Response to " Kisah Zunairah "Siksa Itu Kurnia" "
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.