Pada suatu hari seekor Semut Merah terpisah dari rombongannya. Ia termenung dengan hati cemas luar biasa. Tugas dari sang ratu untuk mengumpulkan makanan belum terlaksana. Tidak biasanya, semut yang dibilang kompak dan pekerja keras itu terpisah dari barisan. Di tengah kebingungannya, tiba-tiba datang seekor capung. Capung berwarna biru itu laksana helikopter yang baru mendarat dari perjalanan jauh. Semutpun segera mengucapkan selamat.
"Hai capung!" Engkau dikaruniai Tuhan bisa terbang sehingga dapat melihat daerah yang dapat dilihat binatang lain. Tolong tunjukan kepadaku, dimana kerajaan semut? Sebab kau harus sampai sebelum matahari terbenam".
Setelah mengepakkan sayapnya, sang capung berkata. "Hai, semut"! Engkau termasuk mahluk pilihan. Kamu dikenal sangat disiplin dan selalu bepergian dalam barisan yang sangat teratur. Namanu telah diabadikan Tuhan dalam salah satu surah al-qur'an. Aku heran, kenapa kamu bisa kesasar ke tempat ini?"
"Jika aku jawab pertanyaanmu, apakah kamu bersedia menunjukan dimana kerajaan semut?" tanya semut.
Dengan cepat capung menjawab. "Tergantung!" "Tergantung apanya?" tukas semut penasaran. "Jika jawabanmu masuk akal, aku akan menolongmu. Bila tidak, untuk apa aku menolong binatang pembohong," ujar capung dengan tenang.
"Begin capung," lanjut semut mnundukan kepalanya,"dalam masyarakat semut terdapat satu aturan yang ketat. Setiap kali bertemu, sesama semut wajib mengucapkan salam. Sesekali waktu saya melanggar peraturan tersebut. Setelah dilaporkan kepada pengawas maka saya diusir dari masyarakat semut. Saya tidak sanggup menanggung penderitaan ini. Saya ingin kembali."
"Lantas siapa yang memberikan ampunan kesalahan yang telah kamu lakukan," tanya capung penuh simpati. "Hak untuk memberikan amppunan hanya terdapat pada ratu. Tolong antarkan saya untuk menghadap sang ratu di pusat kerajaan,"harap semut dengan mata berlinang.
"Bagaimana caranya saya mengantarkanmu. Saya tidak berani masuk kedalam kerajaan semut yang berjumlah puluhan juta ekor itu," ujar capung.
"Sudilah kiranya aku ditaruh dibadanmu dan kemudian bawa aku terbang. Tepat di tengah kerajaan semut, jatuhkan aku dari udara seperti pasukan payung itu. Bagiku terdapat dua pilihan. Mendapat ampunan dari ratu atau aku mati terhormat di tengah kerajaan semut".
Dengan semangat saling menolong antara sesama makhluk Allah SWT, akhirnya capung menjatuhkan semut tepat di tengah kerajaan semut. Sang capung berharap, kiranya sahabatnya itu mendapat ampunan dari sang ratu. Bagi capung, perbuatan menolong itu merupakan perintah Allah yang terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Maidah (5) ayat 2 yang maksudnya: "Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa dan janganlah saling menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran".
Baca Juga : Solusi mengatasi penyakit kelamin.
Baca Juga : Solusi mengatasi penyakit kelamin.
subhanallah, hewan aja saling tolong menolong, masa kita sebagai umat manusia paling mulia, enggan untuk menolong :) setidaknya kita harus dapat pelajaran dari setiap kisah :)
ReplyDeleteYa mba, ini buat mengingatkan kita sebagai mahluk yg sempurna dibanding mahluk lain
Delete