Sudah menjadi rahasia umum, otak manusia memiliki daya tampung informasi yang sangat luar biasa. Bahkan, sebuah penelitian menyebutkan bahwa otak manusia memiliki kemampuan memproses informasi sekitar 3.000.000.000 bit/detik dan mampu menyimpan 100.000.000.000.000 bit data. Oleh sebab itu, sebenarnya pendidik Matematika dapat menginternalisasikan materi dengan sangat baik pada otak peserta didik apabila sistem pembelajaran yang dijalankan sesuai dengan cara kerja otak. Berikut ini merupakan contoh pembelajaran yang sesuai dengan cara kerja otak.
- Membiarkan Peserta didik Bermain Saat Pembelajaran Berlangsung
Apabila dahi Anda masih berkerut ketika membaca subjudul diatas, mungkin pembelajaran yang sudah anda selenggarakan masih bersifat tradisional. Berdasarkan penelitian terbaru, tubuh memiliki kaitan yang sangat erat dengan otak. Bahkan gerakan tubuh akan merangsang keluarnya zat-zat kimia yang penting bagi konstruksi jaringan saraf otak. Rangsangan tersebut akan membantu peserta didik menyerap informasi dengan baik. Untuk mempermudah pembelajaran matematika bagi peserta didik sekolah dasar, pendidik dapat menyiapkan beragam permainan yang membutuhkan gerakan fisik. Jika tidak memungkinkan, sediakan alat peraga yang dapat mereka gunakan. - Hadirkan "Dunia Nyata" pada Pembelajaran
Peserta didik yang ada di hadapan anda bukan lagi anak-anak yang puas dengan utopia-utopia mengenai manfaat operasi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian pada masa yang akan datang. Hampir setiap hari mereka melihat televisi dan mendengarkan beragam informasi yang sebagian besar masih sangat jauh dengan dunia mereka. Akibatnya, minat belajar mereka menurun dan internalisasi mata pelajaran Matematika tidak akan berhasil. Oleh sebab itu, pendidik perlu menghadirkan "dunia nyata" pada setiap pembelajaran. Simulasikan beberapa operasi matematika dalam sebuah drama tentang jual beli, pengukuran, dan sebagainya dengan peserta didik sebagai tokoh utamanya. Dengan demikian, akan hadir "dunia nyata" di dalam kelas anda. - Ciptakan Pembelajaran Antistres
Stres merupakan penyakit otak yang umumnya diderita akibat "beban otak" yang berlebihan. Penyakit ini tidak hanya diderita oleh orang dewasa, anak-anakpun akan mengalami stres bila mendapat tekanan dalam pembelajaran. Oleh karena itu, pendidik harus mampu menghilangkan kesan Matematika sebagai "beban" bagi peserta didik. Ciptakanlah suasana pembelajaran yang menyenangkan. Jika suasana tersebut telah tercipta, pendidik akan sangat mudah menginternalisasikan materi pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang ingin di capai.
Ketiga contoh diatas tentu masih dapat dikembangkan lagi menurut kemampuan anda. Para guru dapat mengembangkannya hingga puluhan atau bahkan ribuan contoh pembelajaran Matematika yang mengoptimalkan kemampuan otak. Intinya, kreativitas pendidik sangat berperan tinggi bagi keberhasilan sistem pembelajaran.
0 Response to " Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan "
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.