Assalamu’alaikum Wr Wb
Yang saya hormati Bapak Kepala Desa Purwasari
Yang saya hormati Ketua Ranting NU Desa Purwasari
Almukarom, Almukaromah Bapak Kyai, Ustadz Ustadzah,yang saya hormati Banom NU, Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, LESBUMI.
Yang kami cintai pengikut peserta upacara Hasna yang berbahagia
Puji syukur marilah bersama kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pagi hari ini kita semua masih diberi kenikmatan utamanya nikmat sehat jasmani dan rohani terbukti kita semua dengan gegap gempita yang tua dan yang muda masih dapat mengikuti upacara Hari Santri Nasional setelah dicanangkan oleh presiden sebagai Hari Nasional 3 tahun yang lalu.
Para hadirin pengikut peserta Hari Santri Nasional yang saya hormati sejenak marilah kita berdoa, semoga dalam mengikuti upacara Nasional pagi ini bisa menjadi amal silaturahmi amal ibadah demi tegaknya Ibu Pertiwi dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Ilahi rabbi.
Shalawat salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW beserta pengikut, sahabat, atau orang yang mengikuti ajaran, perbuatan, perintah, persetujuan beliau aamiin ya rabbal’alamin
Bapak Ibu hadirin peserta upacara hasna yang dimuliakan Allah, berbicara masalah santri memang sangat sederhana hanya terdiri dari 6 huruf yaitu :
1. S : punya makna Selalu
2. AN : punya makna Andil
3. T : punya makna Terhadap
4. R : punya makna Republik
5. I : punya makna Indonesia
Maka apabila kita runtut akan berbunyi “Selalu Andil Terhadap Negara Republik Indonesia” disingkat SANTRI. Oleh karena itu, pemerintah melalui beberapa pertimbangan dan akhirnya tanggal 22 Oktober 2015 ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional (HASNA).
Jaman dahulu santri di klaim sebagai kaum terbelakang ortodok, sandal jepit, kedadar-kedodor, sarungan, namun kepeduliannya terhadap ibu pertiwi tak perlu diragukan lagi. Kyai Hasim Asy’ari pada jaman penjajahan pernah mengeluarkan fatwa REVOLUSI JIHAD dalam melawan penjajah. Dalam pergerakan Nasional Kyai Hasim Asy’ari, Kyai Haji Wahab Hasbulloh mendirikan laskar Hisbulloh, bahkan Bung Tomo dalam serangan 10 November di Surabaya dapat memperlihatkan perlawanan terhadap dunia dengan pekik Allahu Akbar. Sebelum tentara nasional terbentuk para santri sudah banyak yang bergabung ke TKR (Tentara Keamanann Rakyat). TKR melawan penjajah HAEHO Jepang hanya dengan kekuatan percaya diri bambu runcing dan alat lain yang tidak modern. Oleh karena itu tidak salah ungkapan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, TNI lahir karena diilhami para santri. Hal itu diungkapkan Jenderal Gatot ketika ada peringatan Hari Santri Nasional pertama kali di depan Istana Negara.
Saudara kaum muslimin santri pengikut upacara HASNA yang berbahagia, HASNA ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional bukan semata-mata diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU). Karena Santri bukan hanya NU saja. Akan tetapi rasanya orang yang diklaim santri itu kebanyakan dari komunitas NU. Oleh karena itu, NU secara moral lebih bertanggungjawab dengan keberadaan HASNA. Dengan adanya HASNA yang telah ditetapkan sebagai Hari Nasional kita tidak boleh bertepuk dada, perjuangan masih panjang, setelah kemerdekaan. Tahapan-tahapan percobaan mengganti ideologi negara telah kita lalui seperti DI TII dibawah Kartosuwiryo dan PKI dibawah Muso tahun 1948 dan PKI dibawah DN. AIDIT tahun 1965 walaupun percobaan-percobaan penggantian ideologi secara fisik sudah tidak kelihatan akan tetapi secara kasat mata masih sering terjadi baik secara terang terangan ataupun dengan cara samar-samar. Oleh karena itu NU sebagai organisasi yang rahmatalil`alamin harus berani menjadi benteng paling depan terhadap tegaknya Negara Republilk Indonesia. Ada 4 Pilar demi tegaknya Negara Republik Indonesia yaitu :
1. Pancasila
2. Undang Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. NKRI.
v Pancasila sebagai dasar Negara atau pandangan Hidup dan jiwa kepribadian telah final dan telah memberikan bimbingan prilaku yang sesuai dengan adat istiadat kita sebagai bangsa ketimuran.
v Undang Undang Dasar 1945 adalah produk hukum yang intisarinya akan memberikan rasa keadilan dan kemakmuran kepada kita semua, dengan tidak ada dominasi mayoritas atau Tirani Minoritas.
v Bhineka Tunggal Ika adalah sebuah keniscayaan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang bersuku – suku beda Agama/Keyakinan akan tetapi tidak menjadikan halangan untuk tetap tegaknya rasa Persatun ( Perbedaan dalam bingkai kesatuan ).
v NKRI indonesia adalah Negara Kesatuan yang terbentang antara SABANG Sampai MERAUKE, 17000 kepulauan kita, satu jengkal Pulau bila ada yang mengganggu menjadikan ancaman bagi kita semua, untuk cancut taliwondo, rawe – rawe rantas malang-malang putung menghadapinya secara bersama. Dengan kita selalu menghayati mengamalkan melestarikan menjaga 4 pilar Negara kita sebagai Sokoguru Negara kita insyaallah Indonesia akan menjadi Negara aman sentosa lahir bathin dan mendapat ridho Allah SWT. Amin Yarabbal Alamin. Demikian sambutan kami dalam acara peringatan Hari Santri Nasional Semoga Allah selalu memberi Bimbingan Kepada kita, mana kala ada tutur kata yang saya sengaja maupun tidak saya mohon maaf yang sebesar-besarnya...Ahiruqauli
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Yang saya hormati Bapak Kepala Desa Purwasari
Yang saya hormati Ketua Ranting NU Desa Purwasari
Almukarom, Almukaromah Bapak Kyai, Ustadz Ustadzah,yang saya hormati Banom NU, Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, IPPNU, LESBUMI.
Yang kami cintai pengikut peserta upacara Hasna yang berbahagia
Puji syukur marilah bersama kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dimana pagi hari ini kita semua masih diberi kenikmatan utamanya nikmat sehat jasmani dan rohani terbukti kita semua dengan gegap gempita yang tua dan yang muda masih dapat mengikuti upacara Hari Santri Nasional setelah dicanangkan oleh presiden sebagai Hari Nasional 3 tahun yang lalu.
Para hadirin pengikut peserta Hari Santri Nasional yang saya hormati sejenak marilah kita berdoa, semoga dalam mengikuti upacara Nasional pagi ini bisa menjadi amal silaturahmi amal ibadah demi tegaknya Ibu Pertiwi dan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Ilahi rabbi.
Shalawat salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Rasul Muhammad SAW beserta pengikut, sahabat, atau orang yang mengikuti ajaran, perbuatan, perintah, persetujuan beliau aamiin ya rabbal’alamin
Bapak Ibu hadirin peserta upacara hasna yang dimuliakan Allah, berbicara masalah santri memang sangat sederhana hanya terdiri dari 6 huruf yaitu :
1. S : punya makna Selalu
2. AN : punya makna Andil
3. T : punya makna Terhadap
4. R : punya makna Republik
5. I : punya makna Indonesia
Maka apabila kita runtut akan berbunyi “Selalu Andil Terhadap Negara Republik Indonesia” disingkat SANTRI. Oleh karena itu, pemerintah melalui beberapa pertimbangan dan akhirnya tanggal 22 Oktober 2015 ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional (HASNA).
Jaman dahulu santri di klaim sebagai kaum terbelakang ortodok, sandal jepit, kedadar-kedodor, sarungan, namun kepeduliannya terhadap ibu pertiwi tak perlu diragukan lagi. Kyai Hasim Asy’ari pada jaman penjajahan pernah mengeluarkan fatwa REVOLUSI JIHAD dalam melawan penjajah. Dalam pergerakan Nasional Kyai Hasim Asy’ari, Kyai Haji Wahab Hasbulloh mendirikan laskar Hisbulloh, bahkan Bung Tomo dalam serangan 10 November di Surabaya dapat memperlihatkan perlawanan terhadap dunia dengan pekik Allahu Akbar. Sebelum tentara nasional terbentuk para santri sudah banyak yang bergabung ke TKR (Tentara Keamanann Rakyat). TKR melawan penjajah HAEHO Jepang hanya dengan kekuatan percaya diri bambu runcing dan alat lain yang tidak modern. Oleh karena itu tidak salah ungkapan panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, TNI lahir karena diilhami para santri. Hal itu diungkapkan Jenderal Gatot ketika ada peringatan Hari Santri Nasional pertama kali di depan Istana Negara.
Saudara kaum muslimin santri pengikut upacara HASNA yang berbahagia, HASNA ditetapkan sebagai Hari Santri Nasional bukan semata-mata diberikan kepada Nahdlatul Ulama (NU). Karena Santri bukan hanya NU saja. Akan tetapi rasanya orang yang diklaim santri itu kebanyakan dari komunitas NU. Oleh karena itu, NU secara moral lebih bertanggungjawab dengan keberadaan HASNA. Dengan adanya HASNA yang telah ditetapkan sebagai Hari Nasional kita tidak boleh bertepuk dada, perjuangan masih panjang, setelah kemerdekaan. Tahapan-tahapan percobaan mengganti ideologi negara telah kita lalui seperti DI TII dibawah Kartosuwiryo dan PKI dibawah Muso tahun 1948 dan PKI dibawah DN. AIDIT tahun 1965 walaupun percobaan-percobaan penggantian ideologi secara fisik sudah tidak kelihatan akan tetapi secara kasat mata masih sering terjadi baik secara terang terangan ataupun dengan cara samar-samar. Oleh karena itu NU sebagai organisasi yang rahmatalil`alamin harus berani menjadi benteng paling depan terhadap tegaknya Negara Republilk Indonesia. Ada 4 Pilar demi tegaknya Negara Republik Indonesia yaitu :
1. Pancasila
2. Undang Undang Dasar 1945
3. Bhineka Tunggal Ika
4. NKRI.
v Pancasila sebagai dasar Negara atau pandangan Hidup dan jiwa kepribadian telah final dan telah memberikan bimbingan prilaku yang sesuai dengan adat istiadat kita sebagai bangsa ketimuran.
v Undang Undang Dasar 1945 adalah produk hukum yang intisarinya akan memberikan rasa keadilan dan kemakmuran kepada kita semua, dengan tidak ada dominasi mayoritas atau Tirani Minoritas.
v Bhineka Tunggal Ika adalah sebuah keniscayaan bahwa Negara Indonesia adalah Negara yang bersuku – suku beda Agama/Keyakinan akan tetapi tidak menjadikan halangan untuk tetap tegaknya rasa Persatun ( Perbedaan dalam bingkai kesatuan ).
v NKRI indonesia adalah Negara Kesatuan yang terbentang antara SABANG Sampai MERAUKE, 17000 kepulauan kita, satu jengkal Pulau bila ada yang mengganggu menjadikan ancaman bagi kita semua, untuk cancut taliwondo, rawe – rawe rantas malang-malang putung menghadapinya secara bersama. Dengan kita selalu menghayati mengamalkan melestarikan menjaga 4 pilar Negara kita sebagai Sokoguru Negara kita insyaallah Indonesia akan menjadi Negara aman sentosa lahir bathin dan mendapat ridho Allah SWT. Amin Yarabbal Alamin. Demikian sambutan kami dalam acara peringatan Hari Santri Nasional Semoga Allah selalu memberi Bimbingan Kepada kita, mana kala ada tutur kata yang saya sengaja maupun tidak saya mohon maaf yang sebesar-besarnya...Ahiruqauli
Wassalamu’alaikum Wr Wb
0 Response to " Contoh Pidato Upacara Hari Santri Nasional "
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.