"Sing penting ngaji. Senajan anake wong ngarit nek gelem ngaji yo pinter. Anake wong ngalim ra gelem ngaji yo ra pinter. Sing penting ngaji sing temenan".
(Yang penting mengaji. Biarpun putra seorang tukang sabit jika mau mengaji, dia akan pinter. Putra orang berilmu jika tidak mau mengaji, tidak akan pintar. Yang penting mengaji yang sungguh-sungguh). dawuh KH.Abdul Karim (Pendiri Ponpes Lirboyo 1856-1954).
"Kita harus belajar yang sungguh-sungguh, jangan membanggakan keturunan." Pesan KH.Marzuqi Dahlan (Penerus Pesantren Lirboyo 1906-1975).
Kalimat diatas sangat menyentuh hati para pembaca tentunya, semoga dengan hal ini bisa memotifasi semangat putra-putri kita untuk tetap bisa menimba Ilmu agama. Karena Ilmu agama pada dasarnya sangat penting untuk pembentukan watak anak kita.
Ada typo sedikit, Mas, di baris ketiga: "ngartit". :)
ReplyDeleteBener banget, saya juga ingat terus dhawuh Mbah Karim tersebut. Simpel, tapi sangat dalam dan mengena.
Makasih Mas Irham Sya'roni, saya salah ketik harusnya Ngarit (dlam bahasa ndonesia merumpuk/mencari rumput utk ternaknya)
Deletemengaji selain menuntut ilmu agama juga sekaligus mengaji diri agar kelak menjadi orang yang soleh, maka para ulama terdahulu pun memintakan keturunannya tidak hanya bangga pada sebagai keturunan siapa, sebab ilmu harus dicari bukan diturunkan
ReplyDeleteBenar sekali mag lembu, ilmu itu memang harus dicari
Delete