Khalifah Utsman Bin Affan
1. Riwayat hidup dan silsilah Utsman bin Affan
Nama lengkap Utsman bin Affan adalah utsman bin Affan bin Abu Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab. Ia lahir di Makkah, enam tahun sesudah terjadinya peristiwa ‘Am al- fiil (tahun Gajah). Nasabnya bertemu Rasululloh Saw. Pada Abdi Manaf.Sedangkan ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay. Nama ibu Arwa ( nenek Utsman bin Affan dari jalur ibu)adalah Ummu Hukaim Al- Baidha binti Abdul Muththalib saudara perempuan sekandung Abdullah bin Abdul Muththalib, ayah Rasululloh Saw.
Khalifah Utsman bin Affan termasuk manusia terkemuka di kabilahnya, ia terkenal dermawan, pemalu, halus tutur bahasanya, dicintai dan sangat dihormati kaumnya. Utsman bin Affan sama sekali belum pernah bersujud kepada berhala dan tidak pernah melakukan perbuatan keji. Sebelum beragama Islam, ia tidak pernah meminum khamr atau minuman keras. Utsman bin Affan masuk Islam pada umur 34 tahun. Pada saat itu ia diajak Abu Bakar Ash-Shidiq, ia termasuk As- Sabiqunal Awwalun ( orang –orang yang terdahulu lagi pertama- tama yang memeluk Islam).
Ia mendapat gelar dzunnurain (pemilik dua cahaya. Maksudnya, ia menikah dengan dua putri Nabi Muhammad Saw, yaitu pertama Ruqayyah binti Rasululloh. Pada saat kaum muslimin bersiap – siap keluar untuk perang Badar, Ruqayyah sakit dan meninggal dunia. Kemudian Rasululloh menikahkan Utsman dengan putrinya, Ummu Kultsum binti Rasululloh. Kemudian ada juga ulama menjelaskan maksud dzunnurain yaitu satu nur ( cahaya) lainnya dari melaksanakan shalat malam. Utsman bin Affan meninggal dunia pada hari jum’at tanggal 18 Dulhijjah tahun 35 H.
2. Kepribadia Utsman bin Affan
Khalifah Utsman bin Affan mempunyai kepribadian yang mulia yang dapat kita contoh dalam kehidupan sehari – hari. Adapun kepribadian Utsman bin Affan adalah:
1. Kerendahan hatinya (tawadhu’)
Khalifah Utsman bin Affan mempunyai sifat rendah hati. Sifat ini muncul dari keikhlasannya kepada Allah Swt. Abdullah Ar- Rumi mengatakan, “ Utsman bin Affan mengambil sendiri air wudhunya apabila ia melakukan shalat malam.” Dikatakan kepadanya,” jika kamu memerintahkan pembantumu, maka ia akan mencukupimu.” Utsman menjawab,” Tidaak, malam hari adalah hak mereka untuk beristirahat.” Hal ini menunjukan sifat rendah hati Utsman bin Affan, meskipun tingkat sosialnya tinggi, ia tetap melayani dirinya sendiri pada malam hari dan tidak mmbangunkan pelayan.
2. Kedermawanan
Khalifah Utsman bin Affan termasuk sosok yang sangat dermawan. Contohnya: pada waktu Perang Tabuk, Utsman bin Affan mengeluarkan biaya yang sangat besar, yaitu membeli Sumur Ruma dan menyedekahkan untuk kaum muslimin, membiayai perluasan Masjid Nabawi pada masa Rasululloh Saw. Masih hidup, menyedekahkan barang – barang dagangan yang dibawa khalifah kepada kaum muslimin padahal para pedagang sudah siap membelinya, memerdekakan satu budak setiap jumat sehingga jumlah budak yang dimerdekakannya sebanyak 2400 budak.Ia telah menggunakan harta bendannya untuk melayani agama Alloh.
3. Malu dan menjaga kehormatan diri
Sifat ini begitu indah bagi orang yang memilikinya. Ia dapat menjadi kebaikan, keberkahan, kelembutam, dan kasih sayang. Al- Hasan Al- Bashri pernah bercerita tentang Utsman bin Affan, “ sesungguhnya Utsman bin Affan berada dalam rumah dan pintu tertutup. Namun, ia tidak pernah melepas pakaiannya untuk mandi. Ia melakukan hal ini karena rasa malu yang besar. Selain itu Utsman tidak pernah mengucapkan kata- kata bathil, tidak pernah menyentuh kemaluan dengan tangan kanan sejak digunakan untuk membaiat Rasululloh Saw. Ia tidak pernah minum khamar pada zaman jahiliyah maupun zaman Islam.
4. Pemaaf
Kepribadian khalifah Utsman bin Affan yang lain adalah pemaaf. Imran bin Abdillah bin Thalhah meriwayatkan bahwa Utsman bin Affan keluar untuk melaksanakan shalat subuh. Kemudian Utsman masuk melalui pintu yang sama. Tiba-tiba pintunya tertutup. Utsman berkata, “Periksalah! Ternyata disitu ada seorang laki-laki yang membawa [edang. Ustman berkata kepadanya, “Apa ini?” laki-laki tersebut berkata, “Aku ingin membunuhmu.” Utsman berkata, “Shubhanalah! Kenapa kamu ingin mmebunuhku?” Ia menjawab, “pejabatmu di yaman menzalimiku!” Ustman berkata, “Kenapa kamu tidak menyampaikan masalahmu kepadaku, lalu jika aku tidakbersikap adil terhadap pejabatku, kamu dapat menghendaki hal itu kepadaku?” Utsman berkata kepada orang-orang disekelilingnya, “Apa pendapat kalian?” Mereka mengatakan “Wahai Amirul Mukminin, ia adalah musuh yang Allah menguasakannya kepadamu”. Utsman berkata, “ia adalah hamba yang hendak melakukan dosa, yaitu Allah menyelamatkan denganku.
Datangkanlah seseorang yang menanggungmu bahwa kamu tidak masuk kota Madinah selama aku memegang urusan kaum muslimin” Laki-laki tersebut mendatangkan seseorang dari kaumnya yang menanggungnya. Akhirnya khalifah Utsman bin Affan membebaskannya.
Dari kisah tersebut dapat diketahui bahwa, meskipun ada orang mencelakainya, sebagai pemimpin Utsman memaafkan orang tersebut.
5. Ahli Ibadah
Khalifah Utsman bin Affan termasuk orang yang sungguh-sungguh dalam beribadah. Banyak riwayat menyebutkan bahwa ia menghatamkan Al-Qur’an dalam satu rekaat disisi Hajar Aswad pada musim haji dan ini sudah menjadi kebiasaannya. Tidak hanya itu, Utsman bin Affan juga melakukan puasa terus menerus dan melakukan shalat malam kecuali waktu awal malam yang digunakan untuk tidur.