PENINGKATAN
MOTIVASI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN
APRESIASI
PUISI MELALUI MODEL MUSIKALISASI PUISI
PADA
KELAS VII B SMP NEGERI 1 CILACAP
YONAS SUHARYONO
ABSTRAK.
Motivasi dan pemahaman terhadap puisi siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Cilacap
belum memuaskan. Hal ini ditunjukan dengan minat siswa mengikuti pembelajaran
apresiasi puisi masih rendah (30 %) serta hasil tes penjajagan yang hanya
mencapai rata-rata 64. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah diharapkan
80% siswa aktif dalam pembelajaran apresisasi puisi dan mampu memahami isi
puisi. Upaya meningkatan keaktifan dan pemahaman terhadap puisi dilakukan
dengan menggunakan model musikalisasi puisi. Berdasarkan analisis data siklus 1
dan 2 dan dapat di disimpulkan: (1) jumlah siswa yang termotivasi mengapresiasi
puisi meningkat dari 28 siswa (70%) pada siklus pertama menjadi 37 siswa (92,5%)
pada siklus keuda. (2) pemahaman siswa terhadap unsur intrinsik puisi juga
meningkat dari 31 siswa ( 77,5%) pada siklus pertama, menjadi 36 siswa (90%) pada
siklus kedua. Peningkatan keaktifan dan
pemahaman ini menunjukan bahwa untuk memancing keaktifan siswa dalam
menapresiasi puisi perlu teknik yang lebih disukai siswa, salah satunya adalah
penerapan model musikalisasi puisi.
Kata
Kunci : motivasi, apresisasi puisi, musikalisasi puisi, pemahaman puisi.
PENDAHULUAN
Pembelajaran sastra di SMP didasari
oleh tujuan “Siswa mampu menikmati, menghayati, dan memanfaatkan karya sastra
untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan
pengetahuan berbahasa.” (Depdikbud, 1999:1). Dengan kata lain pembelajaran
sastra diharapkan mampu membentuk karakter dan moral bangsa.
Lemahnya karakter dan moral bangsa
yang akhir-akhir ini dibicarakan oleh banyak orang dari berbagai lapisan
masyarakat menunjukan betapa lemahnya pendidikan kita dalam membangun karakter
dan moral bangsa melalui pendidikan, diantaranya dapat dilihat pada
pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada pembelajaran sastra. Oleh sebab
itu, pembelajaran sastra harus dikelola dengan baik sehingga mampu memberikan
kontribusi nyata dalam pembentukan karakter dan moral bangsa. Namun, dalam
kenyataanya pelaksanaan pembelajaran sastra di kelas belum dimanfaatkan secara
maksimal untuk membentuk dan mengembangkan karakter dan moral siswa.
Pembelajaran sastra dikelas terasa sangat kering, kurang apresiatif.
Motivasi pembelajaran apresiasi satra
khususnya paresiasi puisi siswa kelas VII B SMP Negeri 1 Cilacap masih kurang
memuaskan. Hal ini di tunjukan dengan minimnya jumlah siswa yang berperan aktif
dalam pembelajaran apresiasi puisi, yaitu hanya 55%. Kurangnya motivasi
pembelajaran apresiasi puisi kemungkinan disebabkan oleh adanya beberapa
faktor, antar lain: (1) lemahnya metode pembelajaran yang diterapkan; (2)
kurang adanya sarana pendukung kegiatan pembelajaran sastra; (3) lemahnya
kualitas kegiatan pembelajaran sastra; dan (4) kurangnya kompetensi guru dalam
melaksanakan pembelajaran sastra.
Salah satu upaya untuk meningkatkan
mutu pembelajaran apresiasi sastra agar mampu membentuk karakter dan moral
siswa adalah dengan menggunakan metode Musikalisasi Puisi. Metode Musikalisasi
Puisi dipilih dalam pembelajaran apresiasi puisi karena melalui metode ini
diharapkan kualitas apresiasi siswa terhadap puisi semakin meningkat.
Permasalahannya adalah (1)
Bagaimanakah proses pembelajaran apresiasi puisi melalui metode musikalisasi
puisi untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman puisi pada kelas VII B SMP
negeri 1 Cilacap? (2) Bagaimanakah peningkatan pemahaman siswa terhadapat puisi
pada kelas VII B SMP Negeri 1 Cilacap setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
menggunakan model musikalisasi puisi? (3) Bagaimana perubahan perilaku siswa
kelas VII B SMP 1 Cilacap setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model
musikalisasi puisi?
Tujuan yang ingin di capai dari
tindakan ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi dan tingkat pemahaman
siswa SMP N 1 Cilacap terhadap pembelajaran apreasasi puisi, sedangkan tujuan
khusus dari penelitian ini adalah pada akhir siklus kedua penelitian tindakan
kelas ini diharapkan 85% siswa kelas VII B SMP 1 Cilacap pada tahun 2005/2006
dapat mengapresiasi sastra berbentuk puisi dengan baik dan mengalami
peningkatan.
Manfaat tindakan bagi siswa antara
lain termotivasi untuk menyenangi karya sastra, terutama karya puisi,
meningkatkan kemampuan mengapresiasi karya sastra, terutama karya puisi,
meningkatkan kemampuan berkreasi seni lewat musikalisasi puisi, serta memupuk
dan mengembangkan karakter dan moral siswa. Bagi guru antara lain menemukan
metode baru yang sesuai untuk pembelajaran apresiasi puisi, memotivasi guru
untuk mengembangkan sikap kreatif dan inovatif dalam pembelajaran apresiasi
sastra khususnya puisi, sedangkan bagi sekolah adalah memiliki guru yang
kreatif, inovatif, dan eksploratif.
LANDASAN TEORITIS
Apresiasi Sastra
Pembelajaran apresiasi satra adalah
suatu proses interaksi antara guru dan siswa tentang sastra ( Effendi,
1997:17). Di dalam interaksi tersebut terjadi proses yang memungkinkan
terjadinya pengenalan, pemahaman, penghayatan, dan penikmatan terhadap karya
sastra sehingga akhirnya siswa mampu menerapkan temuannya didalam kehidupan
nyata. Dengan demikian, siswa akan memperoleh manfaat dari karya sastra yang
diapresisaikan.
Berkaitan dengan pemerolehan manfaat,
Rahmanto (1988:16) menyatakan bahwa, “pengajaran sastra dapat membantu
pendidikan secara utuh apabila cakupannya melihat emat manfaat :
(1)
Membentuk ketrampilan berbahasa;
(2)
Meningkatkan pengetahuan berbahasa;
(3)
Mengembangkan cipta dan rasa; serta
(4)
Menunjang pembentukan watak.
Pengajaran apresiasi satra, seperti juga pengajaran lain,
memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan pembelajaran yang mengandung unsur
praktik atau ketrampilan senantiasa memiliki tiga aspek. Ketiga aspek tersebut
adalah pengetahuan, ketrampilan, dan sikap, begitu juga halnya dengan
pengajaran apresiasi sastra.
Ketiga aspek tersebut saling mengisi. Pengetahuan menjadi
landasan dalam memandu kaerah tercapainya ketrampilan, dan sikap merupakan
akibat tercapainya kedua hal tersebut. Selanjutnya, sikap juga akan
memungkinkan tercapainya pengetahuan dan ketrampilan baru. Begitulah ketiganya
saling bergantung dalam pencapaian tujuan pembelajaran sastra.
Tujuan pembelajaran apresiasi satra dalam GBPP bahasa
Indonesia untuk SMP pada butir 4 tertulis,”siswa mampu menikmati, menghayati,
memahami dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian,
memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan berbahasa”.
(Depdikbud, 1999:1)
Berkaitan dengan tuujuan pembelajaran sastra, Rusyana
(1982:6) menyatakan bahwa, tujuan pengajaran sastra adalah untuk memperoleh
pengalaman dan pengetahuan tentang sastra. Tujuan untuk memperoleh pengalaman
sastra dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tujuan memperoleh pengalaman dalam
mengapresiasi satra dan tujuan memperoleh pengalaman dalam berekspresi sastra.
Rusyana (1982:9) menegasakan bahwa tujuan untuk memperoleh pengetahuan sastra berjalin erat dengan
tujuan untuk memperoleh pengalaman sastra.
Berdasarkan rumusan tujuan pembelajaran diatas tersirat
kompetensi kompetensi yang harus dikuasai siswa SMP, yaitu kemampuan siswa
menikmati, menghayati, dan memahami karya sastra. Pengetahuan tentang sastra
hanyalah sebagai penunjang dalam mengapresiasi sastra (Puskur, 2002:12).
Model Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi berarti hal menjadikan bersifat musik (Depdikbud, 1989602). Pengertian umum mengenai musikalisasi puisi yaitu membangun wsuatu komposisi (musik) untuk sebuah puisi dengan maksud agar pembawaan puisi itu bisa lebih dinikmati. Musikalisasi puisi seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa grup musik, seperti Bimbo, Ebiet G.AD, R.A.J Sudjasmin dan F.X Soetopo sudah melibatkan penggunaan melodi yang lebih intens lagi dalam memaknai sebuah puisi, Yonas (2001:16).
Model Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi berarti hal menjadikan bersifat musik (Depdikbud, 1989602). Pengertian umum mengenai musikalisasi puisi yaitu membangun wsuatu komposisi (musik) untuk sebuah puisi dengan maksud agar pembawaan puisi itu bisa lebih dinikmati. Musikalisasi puisi seperti yang sudah dilakukan oleh beberapa grup musik, seperti Bimbo, Ebiet G.AD, R.A.J Sudjasmin dan F.X Soetopo sudah melibatkan penggunaan melodi yang lebih intens lagi dalam memaknai sebuah puisi, Yonas (2001:16).
Dalam hubungannya dengan teori matra, Wellek (1989:208) berpendapat bahwa, notasi musik akan berhasil diterapkan pada puisi-puisi yang dinyanyikan, tetapi sulit dipakai untuk jenis-jenis puisi yang mirip percakapan, pidato, atau puisi yang tidak isokronis. Teoretikus musik dapat membahas matra balada sebagai matra dipodic, dan bahkan menjelaskan fenomena matra tertentu dengan istilah sinkopasi.
Akan tetapi dalam hal puisi yang dinyanyikan, Tjahjono (1988:87) berpendapat bahwa, bila puisi dinyanyikan, kadar estetis puisi tersebutakan berbeda dengan kadar nada musikalitas (lagu) sebagai koponen yang lain. Dalam menyanyikan, lagu akan mendominasi perpaduan tiap-tiap komponen karena dalam nyanyian komponen lagu akan lebih menonjol daripada lirik. Akibatnya bila puisi dinyanyikan, kadar estetis puisi itu akan menurun.
Musikalisasi puisi adalah kegiatan pemakanan puisi dengan memeberikan melodi (lagu) pada kata-kata yang terdapat pada bait-bait puisi. Pemberian melodi (lagu) pada sebuah puisi tentu saja berangkat dari tanggapan dari pencitraan seseorang terhadap puisi yang dibacanya. Puisi "Salju", karya Wing Kardjo, "Dengan Puisi Aku", karya Taufik Ismail, bahkan sudah lama dibuat lagu oelh group musik Bimbo dan didokumentasikan dalam bentuk kaset rekaman. Puisi-puisi eleginya Ebiet G. Ade juga dinyanyikan sendiri oleh sang pembuat. R.A.J Sudjasmin, dan F.X Soetopo membuat komposisi lagu/melodi masing-masing untuk puisi "Semangat" (Aku) dan "Cintaku Jauh Di Pulau", keduanya karya Chairil Anwar, Yonas (2001:52-56). Dalam hal ini Bimbo dan Ebit G Ade melakukannya untuk dinyanyikan sendiri dan diperdengarkan kepada khalayak, sedangkan R.A.J Sudjasmin dan F.X Soetopo melakukannya untuk kepentingan pemilihan Bintang Radio dan Televisi Nasional, untuk jenis seriosa (klasik). Meskipun berbeda kepentingan, keduanya melakukan atas dasar yang sama, yaitu lebih memberikan makna pada puisi yang dilagukannya.
Langkah-langkah strategis yang bisa digunakan dalam penerapan model pembelajaran musikalisasi puisi ini antara lain sebagai berikut.
- Memperkenalkan sebuah puisi yang tidak terlalu berat bagi siswa untuk menangkap isinya.
- Memberikan tugas kepada sejumlah siswa untuk membacakannya atau dengan mendeklamasikan didepan kelas atau ditengah-tengah (jika ada halaman, taman, atau tempat terbuka lainnya).
- Guru memperdengarkan kaset rekaman berisi lagu yang liriknya diambil dari puisi yang diperkenalkan, misalnya "Sajadah Panjang", karya Taufik Ismail dan Bimbo atau "Berita Kepada Kawan", karya Ebiet G Ade.
- Secara berkelompok siswa mengapresiasi puisi dan berdiskusi tentang unsur-unsur intrinsik puisi yang sudah diapresiasi.
- Siswa secara berkelompok menempel hasil diskusi dipapan sambil menyanyikan lagu dari puisi yang diapresiasi.
- Bersama-sama dengan guru siswa merefleksi hasil pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Penerapan model musikalsiasai puisi yang dilakukan oleh peneliti dimaksudkan untuk meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap puisi. Selain itu, melalui model ini terjadi interaksi yang sangat baik antara siswa maupun antar siswa dengan guru baik dalam diskusi kelompok maupun dalam mengapresiasai puisi.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori diatas, dapat dirumuskan hipotesis tindakan penelitian ini, bahwa dengan menggunakan model musikalisasi puisi dapat meningkatkan motivasi dan pemahaman siswa terhadap karya sastra berbentuk puisi.
Indikator Keberhasilan
Keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran kompetensi dasar menulis kreatif naskah drama ditunjukan dengan kriteria sebagai berikut.
- Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 80% siswa aktif dalam mengikuti proses pembelajaran meliputi mengapresisasi puisi, terlibat dalam diskusi, serta terlibat dalam latihan memusikan puisi.
- Perbaikan pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila 80% siswa mampu dan memahami puisi dari apa yang diapresiasi, dengan memperoleh skor minimal 80 (KKM).
MODEL PENELITIAN
Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dalam bahasa inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR). Pnelitian ini menggunakan model penelitian kualitatif, dengan cara penelitian dilakukan dengan cermat, dan rinci sehingga dapat mengumpulkan data lengkap dan dapat menghasilkan informasi yang menunjukan kualitas sesuatu (Arikunto, 2005:3). Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas.
Penelitian ini dipopulerkan dalam kalangan guru dengan maksud bahwa penelitian tersebut dapat dilakukan sambil melaksanakan pembelajaran, demi meningkatkan mutu pembelajaran tersebut. Penelitian tindakan dapat diterapkan dimana saja sepanjang tidak menyalahi ketentuan dan kriteria yang dikenakan padanya. Ciri terpenting dari penelitian tindakan adalah bahwa penelitian tersebut merupakan suatu upaya untuk memecahkan masalah, sekaligus mencari dukungan ilmiah.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas VII SMP N 1 Cilacap yang berjulah 40 anak, sedangkan tempat dilaksanakan perbaikan pembelajaan ini adalah tempat peneliti melakukan tugas sehari-hari dan dikelas peneliti senddiri, yaitu di Kealsa VII B SMP N 1 Cilacap tahun pelajaran 2005/2006.
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (action), mengamati (observation) dan refleksi (reflection). Tindakan perbaikan pembelajaran yang digunakan adalah penggunaan model musikalisasi puisi.
Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berkaitan dengan proses pembelajaran, sementara data kuantitatif berkaitan dengan hasil latihan siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa lembar penilaian formatif, kerja kelompok, dan lembar observasi. Data kuantitatif akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran.
Deskripsi Per Siklus
Siklus Pertama
Perencanaan
Berdasarkan hipotesis yang telah ditetapkan, peneliti menyusun, menyiapkan dan menetapkan Perbaikan Pembelajaran (RPP) beserta skenario pembelajaran. Terkait RPP peneliti juga menyiapkan berbagai bahan dan media bantu pembelajaran berupa LCD Projektor, laptp, cakram (VCD) berisi rekaman musik Bimbo dan Spensa Voice, layar sebagai media. Selain itu, peneliti juga menyusun format observasi yang digunakan oleh pengamat.
Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran meliputi (1) Kegiatan Awal, guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan seputar unsur-unsur intrinsik puisi. Kemudian, guru mnginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada hari itu sesuai dengan informasi yang sudah disampaiakn sebelumnya. (2) Kegiatan inti, pertemuan pertama guru memutar video rekaman musikalisasi puisi Spensa Voive dilanjutkan memutar pita rekaman Bimbo yang berisi lagu-lagu yang diambil dari puisi Taufik Ismail serta Ebiet G.Ade, sementara guru dan pengamat mengamati perilaku setiap siswa dengan lembar pengamatan yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah selesai pemutaran vcd dan rekaman, siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat berkaitan dengan unsur-unsur puisi. Siswa dalam kelompok memilih salah satu puisi yang relatif mudah direfleksikannya, kemudian dianalisis berdasarkan unsur intrinsik puisi. (3) Kegiatan akhir, siswa mencatat kesimpulan bersama dibuku masing-masing. Akhir kegiatan, peneliti memberi saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran berikutnya.
Observasi
Observasi melaksanakan tugasnya mengamati jalannya proses belajar mengajar yang sedang berlangsung berdasarkan lembar observasi yang telah disepakati bersama.
Refleksi
Untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam merefleksikan musikalisasi puisi perlu dilaksanakan tindakan perbaikan dengan memutar kembali video dan pita rekaman musikalisasi puisi.
Siklus Kedua
Refleksi
Untuk meningkatkan keaktifan dan kemampuan siswa dalam merefleksikan musikalisasi puisi perlu dilaksanakan tindakan perbaikan dengan memutar kembali video dan pita rekaman musikalisasi puisi.
Siklus Kedua
Perencanaan
Berdasrakna refleksi pada siklus pertama bahwa hasil belum seluruhnya termotivasi. Hal ini dimungkinkan puisi yang diapresisasi terlalu berat baik dari segi musikalitas maupun pemaknaan puisi. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti merencanakan pemanfaatan puisi religius karya Taufik Ismail dan kelompok musik Bimbo sebagai materi apresiasi.
Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus kedua terbagi dalam (1) Kegiatan awal, guru menyampaikan pertanyaan yang berhubungan dengan unsur-unsur intrisnik puisi, kemudina guru menjelaskan bahwa akan melakukan kegiatan apresiasi lagi dengan memfokuskan pada puisi religi. (2) Kegiatan inti, siswa diajak mengapresiasi puisi "Sajadah Panjang" karya Taufik Ismail dan Bimbo. Siswa diberi tugas mendiskusikan unsur intrinsik puisi religi tersebut dengan diskusi kelompok, mempresentasikan hasil diskusi dan menanggapinya. (3) Kegiatan Akhir, guru mengomentari tanggapan dan petanyaan siswa, dan memberikan motivasi agar lebih giat lagi pada pembelajaran berikutnya.
Observasi
Observer mengamati jalannya proses pembelajaran juga mengamati respons siswa terhadap jalannya pembelajaran untuk mendapatkan data tentang perkembangan kesungguhan siswa dalam mengikuti apresiasi, melaksanakan tugas kelompok, serta menyampaikan tanggapan atas pembelajaran yang sudah berlangsung.
Refleksi
Berdasarkan hasil analisis data dari pengamatan observer pada saat pelaksanaan dan hasil hasil diskusi siswa, akan diketahui perkembangan keaktifan dan ketrampilan siswa dalam mengapresiasi puisi.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.