Tuesday, March 25, 2014

Wanita dan Cantik



Cantik. Dua suku kata yang menjadi trade mark kesempurnaan wanita. Cantik indentik dengan paras menarik, senyum manis, body bahenol, dan sifat-sifat yang menyenangkan lainnya. Tapi sebagian orang (terutama kalangan terpelajar dan agamawan) melihat kecantikan dari sisi etika atau ahlak. Jika seorang wanita berahlak baik, maka dia pantas dianggap cantik. Sayangnya jarang sekali wanita yang memiliki syarat terakhir ini.
Sejak dahulu kala, kecantikan selalu menjadi pusat perhatian dunia. Bahkan pada dasawarsa terakhir ini, persoalan kecantikan mendapat sorotan yang sangat tajam di kalangan pemerhati wanita. Sebab, dizaman sekarang, kecantikan selalu identik dengan paras manis, dan lekuk tubuh seksi, dimana semua itu dijadikan media bisnis untuk mengeruk keuntungan jutaan dollar. Pameran mobil baru tidak afdol bila tidak disertai wanita seksi setengah telanjang diatasnya. Iklan kosmetik tidak laku bila tidak menampilkan wanita yang sedang mengelus-elus paha. Akibatnya, masyarakat berasumsi bahwa kecantikan sama dengan mulusnya paha atau indahnya lekuk tubuh.

Karena itu, istilah cantik perlu dipertegas kembali, agar kecantikan tidak dieksploitir oleh sebagian oknum bisnisman yang berkepentingan. Dalam pandangan agama, kecantikan dimaknai tidak hanya secara fisik, tapi juga moral . Wanita cantik adalah mereka yang bermoral mulia, penurut baik kepada orang tua maupun suami, dan lain sebagainya. Namun dalam kontek kekinian, predikat cantik jarang sekali dikaitkan dengan perilaku moral, bahkan hal itu dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Cantik selalu diartikan sebagai kelebihan secara fisik semata.
Secara umum, terdapat tiga komponen utama penyusun kecantikan:

  1. Nafsu menyatakan wanita cantik, berdasarkan body atau performanya.
  2. Akal menyatakan wanita cantik, berdasarkan dedikasi dan integritasnya.
  3. Hati menyatakan wanita cantik, berdasarkan etika atau akhlaknya.
Namun akhir-akhir ini, yang tertinggal hanyalah bagian pertama saja. Dorongan nafsu memang berperan penting sehingga membuat wanita lebih senang kelihatan menarik dari pada cerdik. Kaum lelaki pun berperan besar dalam menciptakan asumsi semacam itu. Inilah yang disindir oleh Geoge Bernarest Show: Sebagian besar gadis lebih suka kelihatan cantik dari pada cerdik, sebab sebagian pria lebih pandai melihat daripada berfikir".
Sumber : Buku Wanita Mahluk Penuh Pesona. Hal.28

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.