Sejak beberapa tahun belakangan ini, penelitian tindakan kelas dikenal
dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Sehubungan dengan penelitian
jenis ini, banyak guru-guru telah disibukkan dengan berbagai kegiatan, mulai
dari pelatihan, penataran, sampai pelaksanaan penelitian itu sendiri. sehubungan
dengan Istilah penelitian tindakan
kelas yang dalam dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action
Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di
dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas.
Dikarenakan
ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang
dapat diterangkan. Pertama: Kata penelitian
- menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara
dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam mening katkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti. Kedua: Kata tindakan
- menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Dan
kata kelas - dalam hal ini tidak
terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih
spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan
pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Memang menurut pengertian
lama, tetapi salah, kelas adalah sebuah ruangan tempat guru mengajar dan untuk
siswa yang sedang belajar. Untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami
secara luas oleh umum dengan "ruangan tempat guru mengajar" tersebut,
perlu ada penjelasan yang lebih rinci.
Menurut pengertian
pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang
belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak
hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada
sekelompok anak yang sedang belajar. Peristiwanya dapat terjadi di
laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan, atau
di tempat lain, yaitu tempat di mana siswa sedang berkerumun belajar tentang
hal yang sama, dari seorang guru atau fasilitator yang sama. Ciri bahwa anak
sedang dalam keadaan belajar adalah otaknya aktif berpikir, mencerna bahan yang
sedang dipelajari. Jangan sampai guru terkecoh, kelihatannya anak duduk manis,
tetapi perhatiannya ke lain tempat. Oleh karena itu, sekali-sekali guru harus
mengadakan pengecekan, apakah siswa melamun, bermain, atau berpikir mengikuti pelajaran.
Ketiga kata inti tersebut
di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap ke giatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut
diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.
Kesalahan umum yang terdapat dalam penelitian tindakan guru adalah penonjolan
tindakan yang dilakukannya sendiri, misalnya guru memberikan tugas kelompok
kepada siswa. Pengutaraan kalimat seperti itu kurang pas. Seharusnya guru
menonjolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati
proses mencairnya es yang ditempatkan di panci tertutup dan panci terbuka,
atau di dalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya.
Dengan kata lain, guru melaporkan berlangsungnya proses belajar yang dialami
oleh siswa, perilakunya, perhatian mereka pada proses yang terjadi, mengamati
hasil dari proses, mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman
kelompoknya, melaporkan di depan kelas, dan sebagainya. Sekali lagi, yang
dikemukakan oleh guru dalam menuliskan laporan penelitian tindakan adalah
hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh guru.
Kata kelas yang kemudian membentuk istilah Penelitian Tifadakan Kelas memang
berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Di Indonesia disebut Penelitian Tindakan Kelas, (PTK). Sebetulnya dalam
penulisan karya tulis ilmiah pengertiannya tidak sesempit itu. Oleh karena itu,
dalam pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi
penelitian tindakan saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya
dapat dilakukan oleh guru, tetapi juga oleh Kepala Sekolah, Pengawas, bahkan
siapa saja yang berniat melakukan tindakan dalam rangka perbaikan hasil
kerjanya. Kepala Sekolah yang statusnya guru dengan tambahan tugas, masih
mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena mempunyai kelas.
Sesuai dengan beberapa tugasnya, selain melakukan tindakan di kelas,
Kepala Sekolah pun dapat melakukan tindakan kepada guru, staf tata usaha, atau
apa saja yang berkaitan dengan tugasnya, antara lain perpustakaan, lingkungan
sekolah, dan hubungan antara sekolah dengan pihak lain di luar sekolah.
Penelitian ini tidak disebut sebagai PTK, tetapi mungkin Penelitian
Tindakan (PT) saja. Sebutan seperti ini lebih enak didengar dan dilakukan
karena tidak dibatasi dengan kelas, dan bukan hanya cocok untuk guru.
Barangkali penelitian tindakan yang sangat perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah
saat ini adalah membenahi situasi dan iklim sekolah.
Bukan rahasia lagi bahwa kebanyakan kamar kecil di sekolah kurang
mendapatkan perhatian. Jumlah kamar kecil yang tidak mencukupi kebutuhan,
persediaan air yang juga kurang, mau tidak mau berakibat pada bau yang tidak
sedap, mengganggu ketenangan belajar siswa, dan tentu saja hasil belajar mereka
tidak maksimal. Coba kita amati bersama, mana sajakah kamar kecil sekolah yang
sudah bersih?
Bagi Pengawas, melakukan penelitian tindakan kelas sudah tidak tepat
lagi karena tidak mempunyai tugas mengajar. Apabila Pengawas ingin memberikan
pembinaan kepada guru tentang bagaimana cara me ngajar yang baik, dapat
membuat rencana penelitian tindakan kelas, tetapi yang melaksanakan guru-guru
yang sedang dibina. Ketika guru melaksanakan mengajar, Pengawas memerhatikan
dan mencatat hal-hal yang terjadi, sebagai bahan untuk memberikan masukan.
Sebaiknya Pengawas
yang ingin melakukan pembinaan seperti ini, bukan hanya untuk seorang guru
saja, tetapi beberapa orang dikumpulkan, diajak menyusun perencanaan
bersama-sama. Ketika salah seorang melaksanakannya di kelas, guru-guru yang
lain mengamati dan mencatat proses pembelajaran tersebut untuk dibicarakan
dalam langkah berikutnya, yaitu refleksi. Hal yang penting di sini adalah
Pengawas tidak mengajar, tetapi memberi contoh seperlunya, lalu guru-guru lah
yang melanjutkan mengajar, Pengawas mengamati dan membenahi bagian yang belum
baik.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.