Friday, November 29, 2013

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


Sejak beberapa tahun belakangan ini, penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Sehubungan dengan penelitian jenis ini, banyak guru-guru telah disibukkan dengan berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan, penataran, sampai pelaksana­an penelitian itu sendiri. sehubungan dengan  Istilah penelitian tindak­an kelas yang dalam dalam bahasa Inggris disebut dengan Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilaku­kan di kelas.
Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan. Pertama: Kata penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu un­tuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam mening katkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Kedua: Kata tindakan - menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Dan kata kelas - dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
          Memang menurut pengertian lama, tetapi salah, kelas adalah sebuah ruangan tempat guru mengajar dan untuk siswa yang sedang belajar. Untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan dipahami secara luas oleh umum dengan "ruangan tempat guru mengajar" tersebut, perlu ada penjelasan yang lebih rinci.
          Menurut pengertian pengajaran, kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Dengan demi­kian, pene­litian tindakan kelas dapat dilakukan tidak hanya di ruang kelas, tetapi di mana saja tempatnya, yang penting ada sekelompok anak yang sedang belajar. Peristiwanya dapat terjadi di laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan, atau di tempat lain, yaitu tempat di mana siswa sedang berkerumun belajar tentang hal yang sama, dari seorang guru atau fasilitator yang sama. Ciri bahwa anak sedang dalam keadaan belajar adalah otaknya aktif berpikir, mencerna bahan yang sedang dipelajari. Jangan sampai guru terkecoh, kelihatannya anak duduk manis, tetapi perhatiannya ke lain tempat. Oleh karena itu, sekali-sekali guru harus mengadakan pengecekan, apakah siswa melamun, bermain, atau berpikir mengikuti pelajaran.
          Ketiga kata inti tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap ke giatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindak­an tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Kesa­lahan umum yang terdapat dalam penelitian tindakan guru adalah penonjolan tindakan yang dilakukan­nya sendiri, misalnya guru mem­berikan tugas kelompok kepada siswa. Pengutara­an kalimat seperti itu kurang pas. Seharusnya guru menon­jolkan kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa mengamati proses mencairnya es yang ditem­patkan di panci tertutup dan panci terbuka, atau di dalam gelas. Siswa juga diminta membandingkan dan mencatat hasilnya. Dengan kata lain, guru melaporkan berlang­sungnya proses belajar yang dialami oleh siswa, perilakunya, perhati­an mereka pada proses yang terjadi, mengamati hasil dari proses, mengadakan pencatatan hasil, mendiskusikan dengan teman kelompoknya, melaporkan di depan kelas, dan sebagai­nya. Sekali lagi, yang dikemukakan oleh guru dalam menulis­kan lapor­an penelitian tindakan adalah hal-hal yang dilakukan oleh siswa, bukan yang dilakukan oleh guru.
Kata kelas yang kemudian membentuk istilah Penelitian Tifadakan Kelas memang berasal dari barat yang dikenal dengan istilah Classroom Action Research (CAR). Di Indonesia disebut Penelitian Tindakan Kelas, (PTK). Sebetulnya dalam penulisan karya tulis ilmiah pengertiannya tidak sesempit itu. Oleh karena itu, dalam pembicaraan PTK ini kita pahami bukan penelitian tindakan kelas, tetapi penelitian tindakan saja. Dengan demikian, tindakan yang diberikan bukan hanya dapat dilakukan oleh guru, tetapi juga oleh Kepala Sekolah, Pengawas, bahkan siapa saja yang berniat melakukan tindakan dalam rangka perbaikan hasil kerjanya. Kepala Sekolah yang statusnya guru dengan tambahan tugas, masih mempunyai tugas mengajar sehingga dapat melakukan PTK karena mempunyai kelas.
Sesuai dengan beberapa tugasnya, selain melakukan tindakan di kelas, Kepala Sekolah pun dapat melakukan tindakan kepada guru, staf tata usaha, atau apa saja yang berkaitan dengan tugasnya, antara lain perpustakaan, lingkungan sekolah, dan hubungan antara sekolah dengan pihak lain di luar sekolah.
Penelitian ini tidak disebut sebagai PTK, tetapi mungkin Pene­litian Tindakan (PT) saja. Sebutan seperti ini lebih enak didengar dan dilaku­kan karena tidak dibatasi dengan kelas, dan bukan hanya cocok untuk guru. Barangkali penelitian tindakan yang sangat perlu dilaku­kan oleh Kepala Sekolah saat ini adalah membenahi situasi dan iklim sekolah.
Bukan rahasia lagi bahwa kebanyakan kamar kecil di sekolah kurang mendapatkan perhatian. Jumlah kamar kecil yang tidak men­cukupi kebutuhan, persediaan air yang juga kurang, mau tidak mau berakibat pada bau yang tidak sedap, mengganggu ketenangan belajar siswa, dan tentu saja hasil belajar mereka tidak maksimal. Coba kita amati bersama, mana sajakah kamar kecil sekolah yang sudah bersih?
Bagi Pengawas, melakukan penelitian tindakan kelas sudah tidak tepat lagi karena tidak mempunyai tugas mengajar. Apabila Pengawas ingin memberikan pembinaan kepada guru tentang bagai­mana cara me ngajar yang baik, dapat membuat rencana penelitian tindakan kelas, tetapi yang melaksanakan guru-guru yang sedang dibina. Ketika guru melak­sanakan mengajar, Pengawas memerhatikan dan mencatat hal-hal yang terjadi, sebagai bahan untuk memberikan masukan.
Sebaiknya Pengawas yang ingin melakukan pembinaan seperti ini, bukan hanya untuk seorang guru saja, tetapi beberapa orang dikumpul­kan, diajak menyusun perencanaan bersama-sama. Ketika salah seorang melaksanakannya di kelas, guru-guru yang lain meng­amati dan mencatat proses pembelajaran tersebut untuk dibicarakan dalam langkah berikut­nya, yaitu refleksi. Hal yang penting di sini adalah Pengawas tidak mengajar, tetapi memberi contoh se­perlunya, lalu guru-guru lah yang melanjutkan mengajar, Pengawas mengamati dan membenahi bagian yang belum baik.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.