Penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO memperlihatkan statistik bahwa penyakit jantung menyebabkan 17 juta orang meninggal dunia per tahunnya.Dua studi dan satu uji klinis berpotensi untuk mengurangi angka kematian tersebut. Pelatihan CPR di kalangan masyarakat ekonomi lemah dapat membantu menyelamatkan nyawa akibat serangan jantung.
Tingkat penyembuhan korban serangan jantung di Amerika adalah 1 banding 10 korban. Angka ini tidak beringsut selama 30 tahun terakhir. Namun, penelitian baru memperlihatkan kemungkinan situasi ini akan berubah.
Para peneliti di University of Michigan memperoleh temuan bahwa pasien yang tinggal di daerah miskin menerima pelatihan CPR, atau bantuan darurat untuk orang yang terserang, korban serangan jantung punya peluang jauh lebih baik untuk selamat. Ini berdasarkan pada temuan lain studi ini, bahwa didaerah miskin punya resiko dua sampai tiga kali lebih besar terkena serangan jantung dibandingkan mereka yang tinggal dibagian yang lebih kaya dari kota.
Selain itu, perubahan gaya hidup, obat-obatan dan pengobatan baru juga bisa menjauhkan penyakit jantung.
Dokter ahli jantung Harindra Wijeysundera memperoleh temuan bahwa jumlah penderita penyakit jantung turun 35 persen dikalangan warga Ontario, Kanada antara 1992 dan 2005.
Menurut Dr.Wijeysundera, perubahan gaya hidup dan perilaku terkait erat dengan gejala ini. "Sekitar 48 % dari pengurangan ini terkait dengan perbaikan faktor-faktor resiko, seperti pengurangan tekanan darah dan kolesterol, serta penghentian kebiasaan merokok" katanya. Kebiasaan merokok merupakan faktor pemicu utama penyakit jantung. Dan, selama study ini berlangsung, jumlah warga Kanada yang punya kebiasaan merokok menurun dengan drsatis.
Selama periode ini juga, para dokter meningkatkan penulisan resep untuk obat-obat yang mengendalikan tekanan darah, sehingga menyebabkan pengurangan dalam kematian akibat serangan jantung. Faktor lain lagi adalah tersediannya alat-alat medis baru. Sebuah alat baru yang ukurannya tidak lebih besar dari sebuah jepitan kertas, bisa mengubah drastis cara perawatan kegagalan jantung. Alat ini merupakan sebuah sensor kecil, yang ditanamkan di pembuluh di paru-paru. Lewat alat ini pasien mengumpulkan data seputar tekananjantung, data ini dikirim ke komputer dokter. Lewat informasi ini dokter bisa mengubah pengobatan secara cepat, kalau dibutuhkan.
Dengan alat sensor ini, pasien mempunyai peluang 30 % untuk tidak harus melakukan rawat inap di rumah sakit. Sumber : Mgz Info
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.