Surah Adh-Dhuhaa terdiri dari 11 ayat, termasuk golongan surah Makiyyah karena diturunkan di kota Makkah dan surah itu turun sesudah surah Al Fajr. Nama Adh-Dhuhaa diambil dari kata " Adh-Dhuhaa" yang terdapat pada ayat pertama, artinya waktu matahari sepenggalahan naik.
Para perawi sepakat bahwa sebab turunnya ayat ini berkenaan dengan terjadinya fatrah (masa tenggang) turunnya wahyu kepada Rasulullah. Demikian menurut Ahmad Mustafa Al Maraghi dalam tafsirnya Al Maraghi. Rasulullah merasa sedih dan takut dengan kejadian ini, sehingga beliau sering menyendiri untuk melepaskan kesedihannya.
Perasaan yang mencekam beliau tidak lain disebabkan oleh rasa takut atau kemurkaan Allah kepadanya atau karena Allah membencinya. Padahal sebelum itu Rasulullah selalu merasakan nikmatnya berkomunikasi dengan Allah dan menyaksikan keindahan wahyu yang menyejukan. Pada saat demikian, malaikat sering menampakan dirinya dihadapannya dan menhiburnya bahwa sesungguhnya beliau adalah Rasulullah.
Dalam keadaan demikian, turunlah surah ini dengan membawa berita yang paling menggembirakan, mendatangkan kesejukan dan ketenangan para jiwanya serta merinci nikmat-nikmat Allah yang telah dikarenakan kepada Muhammad SAW. Seolah-olah Allah berfirman "sesungguhnya zat yang memberi nikmat-nikmat ini sama sekali tidak akan meninggalkanmu tidak pula membencimu. Karena kamu telah mempersiapkan diri dan menempa diri untuk mengemban risalah-ku. Oleh sebab itu, janganlah bersedih hati dengan terjadinya fatrah wahyu kepadamu, dan janganlah hal ini membuat dirimu susah. Sengaja Aku melakukannya untuk menempa dirimu, agar hati dan jiwamu kuat dalam mengemban tugas.
Penjelasan tersebut merupakan gambaran secara umum tentang isi yang terkandung dalam Surah Adh-Dhuhaa. Penjelasan secara rinci dapat ditelaah ayat demi ayat yang saling menjelaskan menjadi bagian yang tak terpisahkan satu sama lain.
Allah swt bersumpah terhadap rasul-nya denga dua tanda diantara tanda-tanda kebesaran-Nya yang ada di dunia, yaitu waktu dhuha dan (waktu) malam hari dengan kegelapannya. Waktu dhuha menurut tasfir Departemen Agama, adalah waktu matahari sepenggalahan naik. Waktu dhuha berarti juga "cahaya pagi yang gemilang" Demikian menurut Abdullah Yusuf Ali dalam The Holy Qur'an. Waktu pagi merupakan waktu yang penuh dengan harapan. Waktu dimana orang melakukan berbagai kegiatan dengan penuh semangat dan optimis. Waktu yang menjanjikan untuk masa depan yang lebih cemerlang.
Sedangkan waktu malam hari dengan kegelapannya, adalah merupakan waktu yang menunjukan keadaan yang hening dan sangat sunyi. Dalam keheningan dan kesunyian seperti ini, sesungguhnya Nabi tidaklah sendirian, serta tidak ditinggalkan oleh Allah. Malam yang sunyi dan hening juga sesungguhnya meruakan waktu yang harus digunakan untuk mendekatkan diri akan bermunajat kepada Allah untuk menyongsong datanynya waktu pagi yang cemerlang. Allah bersumpah atas nama waktu duha dan waktu malam. Ia bersumpah, bahwa "Allah bersumpah atas nama waktu Muhammad dan tidak membencinya".
Surah Adh-Dhuhaa memberikan hikmah kepada kita senantiasa berfikir optimis akan masa depan yang penuh dengan kebaikan dan kecemerlangan sebagai anugrah dari Allah SWT, selagi kita senantiasa berada dalam jalan-Nya dan mengabdi dengan sepenuh hati kepada-Nya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.