Tuesday, March 28, 2017

Di Daerah Ini Banyak Kekurangan Kepala Sekolah

Masalah kekurangan tenaga pengajar khususnya d tingkat Sekolah Dasar (9SD) memang sudah menjalar ke berbagai daerah, termasuk di daerah Ponorogo. Didaerah ini sangat membutuhkan kepala sekolah, karena banyaknya guru yang pensiun. Berikut liputannya sesuai yang saya kutip dari laman jpnn.com
Keberadaan tenaga honorer terbukti vital bagi dunia pendidikan di Ponorogo, Jatim.
Pasalnya, jumlah pendidik dan tenaga kependidikan saat ini jauh dari ideal.
Guru sekolah dasar (SD), misalnya. Jumlahnya masih kurang ribuan orang.
"Untuk SD memang sangat kurang. Baik tenaga guru atau kepala sekolah,'' kata Kepala Dispendik Ponorogo Tutut Erliena kemarin (27/3).
Sayang, dia belum bisa menyebutkan angka pasti. Alasannya, Tutut tidak memegang data.
Namun, dia menyebutkan nyaris tembus 4.000 guru jika ditambah guru SMP dan SMA/SMK, sedangkan kepala SD masih kurang ratusan orang.
Pihaknya tengah mendata ulang, terutama SD. Ada sekolah yang berstatus kurang dan sangat kurang.
Kekurangan terbanyak adalah guru kelas. Penyebabnya, banyak guru yang memasuki masa pensiun, tetapi belum ada perekrutan lagi sejak lima tahun terakhir.
"Setiap tahun rata-rata lebih dari 20 guru pensiun,'' ujarnya, sembari menyebutkan lebih dari 30 guru yang pensiun tahun ini.
Menurut Tutut, jumlah tenaga kependidikan jauh dari ideal.
SD nonparalel minimal memiliki enam guru kelas, masing-masing satu guru agama dan olahraga, serta satu kepala sekolah. 
Faktanya, tidak satu pun SD memenuhi standar minimal tersebut.
Padahal, standar sekolah ideal juga memiliki tenaga kebersihan, keamanan, dan administrasi di samping sembilan tenaga pendidik tersebut.
"Kondisinya memang sangat kurang. Keberadaan tenaga honorer memang sangat membantu. Tetapi, kami tidak diperkenankan mengangkat tenaga honorer sejak 2005,'' dalihnya.
Pengangkatan tenaga honorer dikembalikan ke sekolah masing-masing.
Namun, hal itu wajib dikoordinasikan dengan komite sekolah. Kebijakan tersebut dinilai solusi terbaik.

Tak pelak, tenaga honorer, baik guru tidak tetap (GTT) maupun pegawai tidak tetap (PTT), ada di setiap sekolah.
Jumlahnya bervariasi. Bahkan, di beberapa sekolah mendominasi. Sebab, guru PNS hanya ada satu dua orang. Kekurangannya diisi guru honorer.
Terpisah, Ketua PGRI Ponorogo Prayitno menyebutkan, peran tenaga honorer tidak terpisahkan dari dunia pendidikan.
Bukan hanya di Ponorogo, tetapi juga di semua daerah.
Bahkan, pendidikan bisa lumpuh jika tenaga honorer ditiadakan.
Diperkirakan, guru honorer di Ponorogo mencapai 3.800 orang.
Untuk SD, jumlahnya diperkirakan lebih dari 2.000 guru. 
Sumber: jpnn.com

8 comments:

  1. Di kampung saya juga sangat kekurangan pendidik atau guru SD dan ini sangat memprihatinkan sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. memang kalau di daerah sangat kekurangan guru tapi tdk di perhatikan sama pemerintah yah!

      Delete
  2. semoga lekas ada solusi,
    klo tenaga pendidik sejatinya banyak, cuma nggak tersalurkan dengan baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul mas, dan semoga para Hnorer K2 ini dpt diangkat menjadi CPNS

      Delete
  3. wah ini bisa jadi saya mau datang ke daerah tersebut lalu jadi kepala sekolah di tunggu kunjungan baliknya di www.kangkomar.net

    ReplyDelete
  4. Replies
    1. Iya benar sekali Pak Ibrahim sosialisasi disin sangat diperlukan sekali

      Delete

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.