Saya seorang pria berusia 27 tahun lebih, baru menikah setengah tahun yang lalu. Pernikahan saya atas kehendak orang tua tetapi sesuai dengan kriteria yang saya inginkan.Terutama soal agamanya yang cukup dalam.
Sekarang timbul permasalahan setelah kami menikah, yakni dalam benak hati saya kurang begiru sreg terhadap ibu istri saya (mertua). Hal ini menyebabkan saya kurang begitu sreg dalam berbakti.
Apakah boleh membolehkan kalau lebih mengutamakan orangtua sendiri daripada orangtua istri? Karena orangtua kandung kan yang melahirkan kita! Apakah ada ayat atau hadist yang menganjurkan berbakti terhadap orangtua sendiri dan mertua tidak dibeda-bedakan.
Apa yang dirasakan pada pernyataan diatas boleh jadi merupakan hal yang dirasakan oleh banyak menantu.
Mungkin ini merupakan manifestasi dari "perbuatan kasih sayang"dibawah sadar. Metua tak mau kehilangan kasih sayang putranya dan si menantupun tak mau kasih kawan hidupnya tidak penuh. Sepanjang pengamatan saya, di dalam masyarakat kita ini masih mendingan. Ketegangan atau kekurang-serasian antara mertua (biasanya wanita) dan menantu (bisa wanita bisa pria) biasanya bisa segera teratasi dengan saling pengertian atau pengertian yang lebih dari salah satunya. Terutama bila sang menantu sudah berhasil menghadiahi cucu untuk sang mertua.
(Di Mesir saya pernah mendengar kelakar keterlaluan dari orang sana, katanya, lelaki Mesir itu senang sekali bila didoakan "Allah yummawit hamaatak!" "Semoga Allah membunuh mertuamu!"
Bagaimanapun keterlaluannya, menurut rasa humor kita, hal itu kurang lebih menggambarkan betapa buruk hubungan menantu mertua disana. Konon di Negeri Fir'aun itu, mertua wanita ingin terus ikut campur urusan keluarga anaknya, sehingga membikin sebal sang menantu.
Memang menurut Islam, orang yang paling banyak berhak kita pergauli dengan baik adalah ibu.
Hak ibu untuk mendapatkan bakti dan perlakuan yang baik dari anaknya melebihi siapapun, bahkan dari sang ayah.
Ya, ibu orangtualah yang paling banyak kita pergauli dengan baik. Namun menghormati dan berbaik kepada orang lain, selain mereka, kan juga dituntut oleh agama kita.Apalagi orang lain itu ibu mertua kita sendiri. Jadi, saya rasa kita tidak perlu membandingkan ibu kandung kita dengan ibu mertua, misalnya. Bukankah ibu mertua adalah ibu kandung istri kita, sebagaimana ibu kandung kita adalah mertua istri kita.
Cobalah berfikir, anda hidup bersama dengan sang istri. Sebagaimana anda terhadap ibu anda mesti berbakti terhadap orang lain, demikian pula kan: istri anda terhadap ibu kandungnya. Anda tentu mengharapkan istri anda berbuat seperti anda: berbakti dan berbuat baik kepada ibu anda. nah, apakah kira-kira istri anda tidak mengharapkan yang sama dari anda.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.