Friday, December 12, 2014

Pemerintahan Daendels (1808-1811)



Pada tahun 1806 Republik Bataaf dibubarkan oleh Napoleon Bonaparte. Pada saat yang sama Napoleon Bonaparte. Pada saat yang sama Napoleon Bonaparte mengangkat kemenakannya, Louis Bonaparte, menjadi raja di Belanda. Pada tahun 1808 Louis Bonaparte mengangkat Herman Willem Daendels menjadi Gubernur Jenderal Hindia Belanda (Indonesia).
Herman Willem Daendels lahir di kota Hattem, Belanda, pada tanggal 21 Oktober 1762. Daendels adlah anggota patriot dan seorang pemburu di negerinya. Sebelum aktif di bidang kemiliteran dan pemerintah, Daendels bekerja sebagai seorang pengajara di kota kelahirannya.
Di Indonesia Daendels mengemban tugas sebagai berikut :

  1. Mempertahankan pulau jawa agar tidak jatuh ke tangan Iggris. Langkah-langkah yang ditempuh Daendels yakni:
    1. memperkuat angkatan perang dengan meningkatkan jumlah prajurit dari 4.000 orang menjadi 18.000 orang. Langkah ini antara lain ditempuh dengan membentuk pasukan pribumi (Jayengsekar) yang berada langsung dibawah komandonya.
    2. meningkatkan kedisiplinan prajurit. untuk itu Daendels berusaha meningkatkan kesejahteraan prajurit, antara lain dengan membentuk tangsi-tangsi militer, memberikan pakaian sergam, menaikan gaji, dan mendirikan rumah sakit militer.
    3. mengerahkan tenaga rakyat untuk membuat benteng-benteng baru, misalnya di Jatinegara (Jakarta), Candi lama (Semarang), dan Dataran Tinggi Bandung.
    4. mendirikan pabrik senjata di Semarang di Surabaya serta mengubah tempat pengecoran perunggu milik rakyat di Semarang menjadi pengecoran peluru.
    5. membuat jalan raya di pulau Jawa sepanjang kurang lebih 1.000 km dari Anyer (Banten)-Panarukan (Jawa Timur) yang kemudian dikenal dengan sebutan Jalan Raya Daendels, dengan cara rodi (Kerja paksa).
    6. membangun kembali armada pertahanan laut yang telah dihancurkan oleh tentara Inggris, antara lain dengan membangun 13 kapal meriam, 40 kapal kora-kora, dan mendatangkan kapal perang berukuran besar dari Eropa, serta
    7. membangun pelabuhan armada di Ujungkulon (Banten Selatan) dan Merak (banten Utara) serta membuat Benteng Lodewijk di Pulau Menari 9Laut Jawa di daerah Banten).
  2. Mengatur dan menata kembali pemerintahan di Indonesia. Langkah-langkah yang ditempuh Daendels adalah sebagai berikut :
    1. membiarkan terus adanya perbudakan.
    2. mendirikan semacam sekertriat negara (Algemene Secertarie) untuk membereskan administrasi kenegaraan.
    3. memindahkan pusat pemerintahan dari Sunda kelapa ke Jakarat usat (Weltevreden).
    4. membagi pulau Jawa atas sembilan daerah yang dikepalai oleh seorang kepala daerah dengan sistem pemerintahan sentralisasi.
    5. membentuk kantor-kantor pengadilan rakyat di Surabaya serta pengadilan tinggi dan pengadilan Militer di Batavia.
    6. mengubah kedudukan Bupati menjadi pegawai yang gajinya  ditentukan oleh pemerintah, serta
    7. raja-raja Jawa (Surakarta dan Yogyakarta) dinyatakan sebagai bawahannya.
  3. Membereskan masalah keuangan di Indonesia. Langkah-langkah yang ditempuh daendels yaitu :
    1. mengeluarkan uang kertas dengan jumlah yang besar.
    2. meningkatkan usaha pemasukan uang dengan cara-cara lama antara lain:
      1. memborongkan pungutan pajak kepada orang-orang swasta.
      2. mengusahakan tanaman kopi di daerah Priangan (Preanger Stelsel), yaitu rakyat Priangan diwajibkan menanam kopi  yang hasilnya harus diserahkan kepada VOC dengan harga yang telah ditentukan
      3. penyerahan wajib (verplichte leverranties), dan
      4. sistem contingenten, yaitu petani harus menjual hasil bumi sebagai pajak.
    3. menerapkan cara-cara paksa, yakni :
      1. meminjam uang kepada orang-orang kaya
      2. mengambil harta dari rumah gadai, balai lelalng, dan balai harta peninggalan.
    4. menjual tanah pemerintah kepada  orang-orang Belanda dan Cina sehingga muncul istilah tanah partikelir. Hasilnya digunakan untuk membiayai usaha pertanahan, serta
    5. membentuk Dewan Pengawas Keuangan Negara (Algemeene Rakenkamer). Dewan ini bertugas mengawasi keluar masuknya uang negara.
Daendels dikenal sebagai seorang pengusaha yang disiplin, keras dan kejam. Pemerintahan Daendels dikenl sebagai pemerintahan tangan besi. Oleh karena itu Daendels mendapat sebutan  Marsekl besi, Jenderal Guntur, atau  Mas Kalak. 
Tindakan Daendels menjual tanah-tanah negara kepada swasta dianggap telah melanggar undang-undang negara. Kekejaman yang dilakukan Daendels membuat dirinya dikritik anggota parlemen Belanda. Selain itu, cara yang digunakan Daendels ternyata tidak mampu mengatasi kesulitan keuangan. Akibat kesalahan itu ia dipanggil pulang ke negerinya. Penggantinya adalah Gubernur Jenderal Janssens, bekas gubernur di Tanjung Harapan (Afrika Selatan). Janssens berusaha memperbaiki keadaan yang ditinggalkan Daendels. Akan tetapi, sebagian besar wilayah IIndonesia sudah di kuasai Inggris.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.