Hari Senin, adalah sebuah hari yang terkadang membuat sebagian murid agak malas untuk berangkat lebih awal. Karena pada hari itu, seluruhnya tanpa terkecuali, baik para staf pendidik maupun para murid, diwajibkan mengikuti acara rutin upacara mingguan. Acara ini agak melelahkan karena dilaksanakan di lapangan terbuka dibawah sengatan matahari yang cukup terik dan dalam waktu yang lama, kira-kira setengah jam.
Di luar pagar sekolah, tampak beberapa murid yang terlambat. Mereka tidak diperbolehkan masuk ke sekolah hingga upacara tersebut selesai. Meskipun mereka harus menunggu selama setengah jam, sepertinya tidak terlihat keletihan menghiasi wajah-wajah mereka. Dengan di selingi dengan canda dan tawa serta pembicaraan ringan, sepertinya mereka menikmati apa yang sedang mereka lakukan pada saat itu. Setelah kurang lebih setengah jam berlalu, tampak dari arah dalam sekolah keluar seorang guru dengan berpawakan sedang, berkacamata, dan berwajah agak tegang.
"Lagi-lagi kalian yang terlambat," kata Pak Thalib, seorang guru yang kebetulan sedang bertugas piket pada hari itu, sambil membukakan pintu gerbang sekolah.
Pak Thalib kemudian berkata lagi, "Ayo...... masuk kalian semua, sekarang kalian harus menghadap guru BP."
Salah seorang diantara mereka pun menjawab, "Baik Pak, makasih udah bukain pintu."
Akhirnya ketiga orang murid yang memang dikenal langganan bolos upacara itu, memasuki sekolah dan langsung menuju ke sebuah ruangan yang bersebelahan dengan ruang kepala sekolah.
Setelah mengetuk pintu, dan dari arah dalam ruanagn terdengar suara mempersilahkan masuk, maka mereka pun memasuki ruangan yang hanya berukuran 4x6 meter itu, "Silahkan duduk!" kata seorang ibu setengah baya yang biasa dipanggil dengan Ibu BP.
"Lagi-lagi kalian........ kamu Sofyan, Sumara, Susmanto, betul itu nama kalian?" tanya Ibu BP lagi.
"Iya Bu, memang betul itu nama kami,"jawab ketiganya nyaris berbarengan.
"Ini sduah kesekian kalinya kalian datang terlambat dan tidak mengikuti upacara. Ibu akan buatkan surat untuk orang tua kalian, dan ini adalah surat-surat peringatan terakhir!" jelas ibu BP dengan nada sedikit marah.
"Baik Bu, kami akan sampaikan surat tersebut kepada orang tua kami, tapi tolong izinkan kami untuk mengikuti pelajaran di kelas sekarang," pinta Sofyan sekaligus mewakili kedua temannya.
"Ini suratnya, dan kalian sekarang boleh meninggalkan ruangan ini lalu bergabung dengan teman-teman kalian yang lain untuk mengikuti pelajaran di kelas," kata ibu BP lagi.
"Terima kasih Bu........," sahut ketiga siswa ini sambil bangun dari tempat duduk mereka semula dan bergegas pergi menuju kelas masing-masing.
Matahari sudah mulai bergeser ke arah barat, tak lama kemudian terdengar bel berbunyi tiga kali menandakan waktu pulang telah tiba. Tepat pukul 15.00 petang, terjadi kerumunan siswa yang keluar dari kelas menuju gerbang sekolah untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun disudut kiri sekolah dimana terdapat sebuah ruangan yang biasa di sebut kantin,terlihat beberapa siswa sedang menunggu makanan dan minuman sambil mengobrol satu sama lainnya. Mereka adalah Sofyan, Sumara, Susmanto, Hindun, dan Ainah. Kelima orang ini adalah teman satu geng di sekolah ini. Kebetulan mereka adalah pengurus OSIS, dimana Sofyan adalah wakil ketuannya.
"Ndun....., gimana proposal kegiatan study tour, udah jadi apa belum?" tanya Sofyan kepada Hindun yang menjabat sebagai sekertaris umum.
"Nyantai aja,... semuanya sudah beres. Pokoknya tinggal kita presentasikan " jkepada pihak sekolah dan semua guru,"jawab Hindun.
"Tunggu dulu......!" Ainah memotong pembicaraan mereka. "Bukannya itu semua harus sepengetahuan Salman? Dia kan ketua kita......," lanjutnya.
"Iya menurut gue juag begitu," tukas Susmanto mencoba untuk turut serta dalam pembicaraan ini.
Tetapi pembicaraan terpotong saat Mang Hamzah mengantar pesanan baso mereka.
"Waduh, maaf ya Mamang menganggu. Ini baksonya sudah jadi, silahkan dimakan adik-adik.....!"
"Terimakasih mang?" Sahut Sumara yang sudah tak tahan menahan lapar. "Ya udah, sekarang kita makan baso saja, nanti kalau sudah dingin tidak enak lagi," ujarnya.
"Oke deh kalau begitu,..... perut gue juga sudah mulai keroncongan nih," tambah Sofyan sambil mengajak semua temannya untuk mulai makan.
Disaat kelima siswa pentolan SMK Mustadafin ini sedang asyik menyantap baso, tiba-tiba dari arah kanan muncul Salman dengan menyandang ransel mini Alpina dan sebuah map berisikan sejumlah berkas. Salman langsung menghampiri mereka, yang memang sudah dilihatnya dari kejauhan.
"Apa kabar nih, teman-teman!" sapanya.
"Eh, elo Man, kita baik-baik saja.......!" jawab Sofyan mewakili yang lain. "Man,..............sini gabung sma kita?" "Lo pasti belum makan siang kan?" Lanjut Sumara.
"Oh, thanks deh, gue udah makan siang, tadi Habibah ngasih roti, jadi masih kenyang nih," jawab Salman.
Tiba-tiba lantunan musik nada ska dengan suara polyphonic terdengar dari dalam tas Salman. Ia langsung membuka tas dan mengambil telpon selulernya.
"Halo,....halo,.... siapa nih?" tanya Salman.
"Man, aku Habibah. Kamu kemana aja? Katanya kita mau pulang bareng?" tapi kamu kok menghilang?" ujar Habibah diujung sana.
"Eh, iya maaf ya! tadi aku cari kamu ngga ada!" Sekarang aku lagi di kantin sama temen-temen OSIS, "Kamu dimana?" Salman balik bertanya.
"Aku lagi di Jalan Safiqah sama Salamah. Aku pulang duluan aja yah, nanti malam aku telepon, daagh,....." tutur Habibah.
"Iya deh,.... daagh juga." Ujar Salman sambil menutup HP nya.
Kemudian Salman duduk di bangku sebelah Sofyan yang kebetulan masih kosong. Setelah menghabiskan satu mangkuk bakso dan satu botol teh dingin, Sofyan menghadpkan wajahnya ke arah Salman sambil berkata, "Man, acara study tour kita tinggal dua bulan lagi. Gue sama pengurus lainnya sudah nyiapin semuannya, termasuk proposal yang lo suruh buat beberapa hari lalu.....!"
"Oh iya,... bagus kalau gitu. Gimana kalau besok hari Selasa, kita rapat lagi untuk ngebahas persiapan akhir dari acara itu,?"Kata Salman.
"Gue pikir juga gitu. Mendingan kita segera rapat menyusun langkah-langkah selanjutnya" Sambung Sumara.
"Gimana akalu rapatnya di rumah Gue aja!" Ainah menawarkan.
"Wah, gue setuju tuh,....! Rumah Ainah kan ngga jauh dari sekolah kita....! tukas Hindun mendukung usulan Ainah.
"Adik-adik kelihatannya sedang repot sekali ya.....kalau memang boleh tahu, kalian mau mengadakan acara apa? Sepertinya acara besar-besaran Nih?" Celetuk Mang Hamzah sambil membereskan mangkuk-mangkuk dan botol-botol.
"Gini lho Mang, dua bulan lagi kan liburan semesteran, kami rencananya mau ngadain Study tour," jelas Sofyan.
"Wah, bagus tuh, kemana tujuannya Dik Sofyan?" tanya Mang Hamzah lagi.
"rencanaya kami ke Kepulauan Seribu selama seminggu, jelas Sofyan lagi.
"Kira-kira Mamang boleh ikut tidak ya?" "nanti Mamang bisa bantuin masak makanan kalian di sana," pinta mang Hamzah.
Permintaan itu langsung membuat mereka saling melihat satu sama lain.
"Boleh saja Mang, mudah-mudahan nanti Mamang boleh ikut gabung dengan kita semua," sahut Salman berusaha membesarkan hati Mang Hamzah.
Oke, deh kalau gitu,..... ayo kita pulang, udah sore nih!" ajak Sofyan sambil membayar teh botol dan bakso yang telah mereka makan. Kemdian mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
Sesampaianya di depan gerbang sekolah , mereka berpisah untuk meneruskan perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Salman dan Ainah yang kebetulan rumahnya tidak jauh , hanya berjalan kaki. Hindun nebeng mobil Sofyan karena jurusan mereka sama. Sedangkan Sumara numpang mobil Susmanto yang berlawanan arah dengan teman-temannya yang lain.
Sumber: Kala Cinta Harus Memilih, Ifan :2004
"Ndun....., gimana proposal kegiatan study tour, udah jadi apa belum?" tanya Sofyan kepada Hindun yang menjabat sebagai sekertaris umum.
"Nyantai aja,... semuanya sudah beres. Pokoknya tinggal kita presentasikan " jkepada pihak sekolah dan semua guru,"jawab Hindun.
"Tunggu dulu......!" Ainah memotong pembicaraan mereka. "Bukannya itu semua harus sepengetahuan Salman? Dia kan ketua kita......," lanjutnya.
"Iya menurut gue juag begitu," tukas Susmanto mencoba untuk turut serta dalam pembicaraan ini.
Tetapi pembicaraan terpotong saat Mang Hamzah mengantar pesanan baso mereka.
"Waduh, maaf ya Mamang menganggu. Ini baksonya sudah jadi, silahkan dimakan adik-adik.....!"
"Terimakasih mang?" Sahut Sumara yang sudah tak tahan menahan lapar. "Ya udah, sekarang kita makan baso saja, nanti kalau sudah dingin tidak enak lagi," ujarnya.
"Oke deh kalau begitu,..... perut gue juga sudah mulai keroncongan nih," tambah Sofyan sambil mengajak semua temannya untuk mulai makan.
Disaat kelima siswa pentolan SMK Mustadafin ini sedang asyik menyantap baso, tiba-tiba dari arah kanan muncul Salman dengan menyandang ransel mini Alpina dan sebuah map berisikan sejumlah berkas. Salman langsung menghampiri mereka, yang memang sudah dilihatnya dari kejauhan.
"Apa kabar nih, teman-teman!" sapanya.
"Eh, elo Man, kita baik-baik saja.......!" jawab Sofyan mewakili yang lain. "Man,..............sini gabung sma kita?" "Lo pasti belum makan siang kan?" Lanjut Sumara.
"Oh, thanks deh, gue udah makan siang, tadi Habibah ngasih roti, jadi masih kenyang nih," jawab Salman.
Tiba-tiba lantunan musik nada ska dengan suara polyphonic terdengar dari dalam tas Salman. Ia langsung membuka tas dan mengambil telpon selulernya.
"Halo,....halo,.... siapa nih?" tanya Salman.
"Man, aku Habibah. Kamu kemana aja? Katanya kita mau pulang bareng?" tapi kamu kok menghilang?" ujar Habibah diujung sana.
"Eh, iya maaf ya! tadi aku cari kamu ngga ada!" Sekarang aku lagi di kantin sama temen-temen OSIS, "Kamu dimana?" Salman balik bertanya.
"Aku lagi di Jalan Safiqah sama Salamah. Aku pulang duluan aja yah, nanti malam aku telepon, daagh,....." tutur Habibah.
"Iya deh,.... daagh juga." Ujar Salman sambil menutup HP nya.
Kemudian Salman duduk di bangku sebelah Sofyan yang kebetulan masih kosong. Setelah menghabiskan satu mangkuk bakso dan satu botol teh dingin, Sofyan menghadpkan wajahnya ke arah Salman sambil berkata, "Man, acara study tour kita tinggal dua bulan lagi. Gue sama pengurus lainnya sudah nyiapin semuannya, termasuk proposal yang lo suruh buat beberapa hari lalu.....!"
"Oh iya,... bagus kalau gitu. Gimana kalau besok hari Selasa, kita rapat lagi untuk ngebahas persiapan akhir dari acara itu,?"Kata Salman.
"Gue pikir juga gitu. Mendingan kita segera rapat menyusun langkah-langkah selanjutnya" Sambung Sumara.
"Gimana akalu rapatnya di rumah Gue aja!" Ainah menawarkan.
"Wah, gue setuju tuh,....! Rumah Ainah kan ngga jauh dari sekolah kita....! tukas Hindun mendukung usulan Ainah.
"Adik-adik kelihatannya sedang repot sekali ya.....kalau memang boleh tahu, kalian mau mengadakan acara apa? Sepertinya acara besar-besaran Nih?" Celetuk Mang Hamzah sambil membereskan mangkuk-mangkuk dan botol-botol.
"Gini lho Mang, dua bulan lagi kan liburan semesteran, kami rencananya mau ngadain Study tour," jelas Sofyan.
"Wah, bagus tuh, kemana tujuannya Dik Sofyan?" tanya Mang Hamzah lagi.
"rencanaya kami ke Kepulauan Seribu selama seminggu, jelas Sofyan lagi.
"Kira-kira Mamang boleh ikut tidak ya?" "nanti Mamang bisa bantuin masak makanan kalian di sana," pinta mang Hamzah.
Permintaan itu langsung membuat mereka saling melihat satu sama lain.
"Boleh saja Mang, mudah-mudahan nanti Mamang boleh ikut gabung dengan kita semua," sahut Salman berusaha membesarkan hati Mang Hamzah.
Oke, deh kalau gitu,..... ayo kita pulang, udah sore nih!" ajak Sofyan sambil membayar teh botol dan bakso yang telah mereka makan. Kemdian mereka pun pergi meninggalkan tempat itu.
Sesampaianya di depan gerbang sekolah , mereka berpisah untuk meneruskan perjalanan pulang ke rumah masing-masing. Salman dan Ainah yang kebetulan rumahnya tidak jauh , hanya berjalan kaki. Hindun nebeng mobil Sofyan karena jurusan mereka sama. Sedangkan Sumara numpang mobil Susmanto yang berlawanan arah dengan teman-temannya yang lain.
Sumber: Kala Cinta Harus Memilih, Ifan :2004
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.