Wednesday, February 12, 2014

Perlawanan Rakyat Maluku terhadap Portugis



Berdasarkan Perjanjian Saragosa (1529), Portugis tetap menguasai daerah-daerah di Maluku. Sejak itu pengaruh Portugis di Maluku semakin besar. Portugis berhasil memaksakan monopoli perdagangannya. Rakyat Maluku kehilangan kebebasannya dan mengalami kerugian yang sangat besar. Selain itu, Portugis mulai mencampuri urusan pemerintahan kerajaan-kerajaan di Maluku. Rakyat Maluku semakin tertekan sehingga mereka mulai melakukan perlawanan terhadap portugis.
Pada tahun 1531 berkobarlah perlawanan rakyat Maluku terhadap kekuasaan Portugis di Ternate. Sultan Ternate menyerukan kepada rakyatnya yang tersebar dari Irian sampai Pulau Jawa untuk bersatu melawan Portugia. Kerajaan Tidore dan Bacan yang sebelumnya bermusuhan dengan kerajaan Ternate, akhirnya bersatu melawan Portugis. 

Perlawanan rakyat Maluku membuat Portugis terdesak dan meminta bantuan dari Malaka. Bala bantuan pun segera datang dari Malaka yang dipimpin oleh Antonio Galvao . Pasukan ini berhasil mengalahkan Ternate sehingga Antonio Galvao berkuasa di Maluku selama empat tahun (1536-1540). Dibawah kepemimpinan Antonio Galvao, Portugis dapat bersahabat dengan rakyat Maluku. Namun, setelah Galvao digantikan oleh penguasa lain, nafsu serakah Portugis muncul lagi dan semakin ganas. Rakyat Maluku tidak tinggal diam, perlawanan kembali berkobar. Perlawanan Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Hairun. Pada tahun 1565 Portugis semakin terdesak dan siasat perudningan pun mulai dijalankan oleh Portugis.
Perundingan antara kerajaan Ternate dan Portugis diadakan pada tahun 1570. Dalam perudingan tersebut Portugis melakukan kelicikan, yaitu membunuh Sultan Hairun. Namun, perlawanan rakyat Ternate tidak dapat dicegah. Pada tahun 1547 meletuslah perang antara Ternate dan Portugis. Dalam perang tersebut, Rakyat Ternate dipimpin oleh Sultan Baabullah. Rakyat berhasil merebut benteng Portugis dan dan mengusir Portugis dari Maluku.

3 comments:

  1. namun perjuangan mereka terasa sia-sia karena saat ini para pemimpin bangsa ini lebih mementingkan dirinya sendiri dari pada harus mengenang para pahlawan bangsa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. That's right! ana sriwahyuni! Thanks dah berkunjung

      Delete
  2. Itu yg perang di pipmpin sultan babullah, tahun 1574 bukannya?

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.