Pada tahun 1569, rombongan Cornelis de Houtman berhasil berlabuh di bandar Banten. Pada waktu bandar Banten merupakan pusat perdagangan rempah-rempah. Kedatangan Bangsa Belanda diterima baik oleh pengusaha dan rakyat Banten, karena meramaikan perdagangan rempah-rempah serta menambah pemasukan bea cukai bagi Kerajaan Banten.
Semula Belanda menunjukan sikap bersahabat sehingga Belanda dapat melakukan perdagangan dengan baik di Banten. Keadaan menjadi berubah ketika Belanda mulai menunjukan kekerasan, kesombongan, dan keserakahannya. Hal ini memunculkan perselisihan antara orang-orang Belanda dengan orang Banten. Perselisihan tersebut mengakibatkan diusirnya Belanda dari bandar Banten.
Pada tahun 1598 perusahaan Belanda bernama Compagnie van Verre mengirimkan armada pelayarannya ke Indonesia. Armada ini berkekuatan delapan kapal yang di pimpin oleh Jacob van Neck dan Warwijk. Setelah berlayar selama tujuh bulan, akhirnya armada ini berhasil mendarat di Banten. Kedatangan yang ke dua kalinya di Banten ini di terima dengan baik karena armada Belanda bersikap halus dan hormat pada bangsa Indonesia.
empat diantara delapan armada kapal Belanda yang tiba di Banten diisi penuh dengan lada. kemudian empat kapal ini langsung kembali ke Belanda dengan selamat. Empat kapal lainnya melanjutkan perjalanan ke Maluku. Dalam perjalanan mereka sempat singgah di pelabuhan Tuban (Jawa Timur).
Berita tentang keberhasilan armada pelayaran Belanda di Indonesia segera menyebar dikalangan para pedagang di Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya para pedagang Belanda berduyun-duyun pergi ke Indonesia. Untuk mencegah terjadinya persaingan tidak sehat dikalangan pedagang-pedagang Belanda, pada tahun 1602 pemerintah kerajaan belanda segera membentuk persekutuan (serikat) dagang di Indonesia yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), artinya serikat Dagang Hindia Timur.
Orang pribumi Indonesia menyebut VOC dengan sebutan Kompeni Belanda. VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jendral VOC yang pertama adalah Pieter Both.
Tujuan pembentukan VOC adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan untuk bersaing dengan pedagang Eropa lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Belanda memberikan hak-hak Oktori seperti dibawah ini:
Berita tentang keberhasilan armada pelayaran Belanda di Indonesia segera menyebar dikalangan para pedagang di Belanda. Pada tahun-tahun berikutnya para pedagang Belanda berduyun-duyun pergi ke Indonesia. Untuk mencegah terjadinya persaingan tidak sehat dikalangan pedagang-pedagang Belanda, pada tahun 1602 pemerintah kerajaan belanda segera membentuk persekutuan (serikat) dagang di Indonesia yang diberi nama VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), artinya serikat Dagang Hindia Timur.
Orang pribumi Indonesia menyebut VOC dengan sebutan Kompeni Belanda. VOC dipimpin oleh seorang Gubernur Jenderal. Gubernur Jendral VOC yang pertama adalah Pieter Both.
Tujuan pembentukan VOC adalah untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Indonesia dan untuk bersaing dengan pedagang Eropa lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah Belanda memberikan hak-hak Oktori seperti dibawah ini:
- VOC mempunyai hak untuk memelihara angkatan perang.
- VOC mempunyai hak untuk mencetak uang.
- VOC mempunyai hak monopoli perdagangan rempah-rempah.
- VOC mempunyai hak mengadakan perjanjian dengan raja-raja di Indonesia.
Dengan hak-hak istimewa yang dimilikinya, VOC mengalami perkembangan yang sangat pesat sehingga berhasil mendesak para pedagang bangsa Eropa lainnya. Dalam perkembangan selanjutnya, ternyata VOC tidak hanya bergerak dalam bidang perdagangan, tetapi juga ingin melakukan penguasaan wilayah dan menjalankan praktik pemerintahan.
VOC memperluas pengaruhnya ke wilayah Jawa. VOC mengincar kota Jayakarta, sebuah kota pelabuhan penting di bawah kekuasaan Kerajaan Banten. Sultan Banten mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta. Mula-mula VOC mendapatkan ijin dari Pangeran Wijayakrama untuk mendirikan kantor dagang (loji) di Jayakarta. Namun pada tahun 1619 VOC di bawah pimpinan Gubernur Jenderal Jan Pietersoon Coen menyerang Jayakarta.
VOC berhasil merebut kota Jayakarta dari tangan Pangeran Wijayakrama dan kemudian membakar kota tersebut. Selanjutnya, diatas reruntuhan kota Jayakarta, J.P.Coen membangun sebuah kota baru dengan nama Batavia. Sejak itu Batavia dijadikan pusat dan basis kekuatan VOC.
Setelah memiliki dua basis kekuatan, kedudukan VOC mnjadi semakin kuat. Usaha VOC untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan penting pun semakin ditingkatkan. Caranya dengan melaksanakan politik adu domba (Devide et impera) sesama kerajaan yang ada di Indonesia. Cara ini dapat memperlemah kerajaan-kerajaan di Indonesia sehingga mudah mereka kuasai.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik & Relevan dengan conten Artikel, Dilarang menyisipkan Link Hidup. jika Teks url blog/web atau isi di daftar tamu itu diperbolehkan, Terima kasih.