KIJANG EMAS (DEER GOLD)

Raras seorang anak yatim, ia hidup bersama ibunya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, mereka mencari kayu bakar di hutan. Lalu dijual, dan uangnya untuk membeli beras dan lain-lain. Kadang ibunya suka membantu di rumah tetangga. Seperti pagi itu, ibunya diminta ke rumah bu Darti. raras tinggal sendiri di rumah. Bu Darti adalah seorang yang terkaya dikampung itu, tetpi ia terkenal pelit dan kikir. 

"Hei.... Bu raras, beras ini tolng diayak bersih. Nanti kamu boleh ambil dua mangkuk sebagai upahnya"! kata bu Darti pagi itu.

Bu Raras hanya diam, hatinya selalu berusaha untuk bersabar. Sore hari bu Raras pulang, rasa lelahnya hilang seketika bertemu dengan Raras. Ia langsung memasak, karena ia dan Raras belum makan. Tiba-tiba datanglah ibu Darti. "Bu Darti kamu memang tidak dapat bekerja. Saya memang masih menemukan sebutir padi dalam beras tadi. Sekarang kembalikan beras upahnya..." kata bu Darti tanpa malu. Bu Raras terkejut bukan main. ".... tapi Bu, beras itu sudah saya masak!" jawabnya. "Kalau sudah dimasak nasinya saja saya ambil...." Bu Darti pulang dengan membawa nasi, Raras dan ibunya hanya bengong. Suatu hari Raras dan Ibuya akan ke hutan mencari kayu bakar. Bu Darti mencegat, ia minta bu Raras bersedia membantunya lagi. Akhirnya bu Raras terpaksa mau membantu, karena dijanjikan akan diberi bekal untuk ke hutan.

Siang hari Bu Raras baru selesai. Bu Darti menepati janjinya. Raras dan ibunya diberi sebungkus nasi. "Terimakasih bu Darti." Kata raras dan ibunya Setelah jauh berjalan, mereka beristirahat. "Ibu, saya lapar...." Kata Raras. Bu Raras segera membuak bekal dari Bu Darti. Namun sseketika ia terkejut, ternyata nasinya sudah basi.... "Oh,....... kasihan anaku Raras......" "Ibu, kenapa menangis?" tanya Raras. "Tidak,nak. Ibu tidak menangis. Kesedihan ibu Raras terhenti, ketika ada kijang yang datang. "....keik kul... keik kul..., tusuk pantatku dengan tanganmu!" suara kijang itu. "Ibuu.... ada kijang emas cantik sekali, ..... ia bisa bicara, bu..." teriak Raras gembira. Kijang itu mendekat, ia menggesek-gesekan badannya pada kaki Raras. "...keik kul... keik kul...., tusuk pantatku dengan tanganmu!" pinta kijang itu terus menerus.  Raras memasukan tangan kirinya, seperti yang diinginkan kijang itu. Kemudian ditariknya kembali dan......

'Astagaaaaa...... aku dapat uang emas, Bu! teriak Raras kegirangan. Kemudian tangannya dimasukan lagi. Setiap tangan raras ditarik, kepingan uang emas turut keluar berjatuhan... krincing... krincing.. 'Sudah, ras. Cukuplah!" pekik ibunya. "Terimakasih kijang, kamu baik sekali," kata Raras. Berita penemuan emas terdengar oleh bu darti. Ia segera ke hutan. Lama ia menunggu, namun kijang nya tidak kunjung kelihatan. "tempatnya sudah benar, dekat pohon besar di tepi danau...." gumam bu darti jengkel. ".... keik kull,..tusuk pantatku dengan tanganmu", suara kijang emas kemudian. Bu Darti kegirangan. Bu Darti tidak sabar, "Sekarang saya akan tambah kaya...." kata hatinya. Ia segera memasukan tangan kananya dalam-dalam. Ketika ia ingin mengeluarkan tangannya, ternyata tidak bisa. Kijang itu telah menjepitnya kuat-kuat. Bu darti panik, tangan kirinya segera memukul pantat kijang, plak... plak.... plak.... Kijang emas terkejut, lalu..... Kijang emas melompat. Tangan ibu Darti masih terjepit, maka ia terseret kesana kemari. "...tolong....tolong...., lepaskan tanganku....." teriak Bu Darti. Kijang emas berlari makin cepat, Bu Darti ketakutan...

Ampun... ampun...., lepaskan tangan saya!" "...saya tidak akan pelit lagi. Saya tidak akan jahat lagi..." teriaknya berkali-kali. Sejak peristiwa itu, Bu darti menjadi sangat baik. Ia suka berderam, terutama menyantuni orang miskin dan anak yatim.

TAMAT